Penderita anemia apalagi di kalangan ibu-ibu hamil memiliki resiko yang sangat besar, salah satunya adalah resiko pendarahan. Membayangkannya saja serem, sehingga sangat penting bagi para ibu dan calon ibu memperhatikan kondisi kesehatan agar resiko tersebut dapat diminimalkan sampai proses lahiran selesai.
Sebab Kementerian Kesehatan mencatat, persentase penderita anemia di kalangan ibu yang sementara hamil cukup besar, di angka 48,9%.
Mengapa Ibu Hamil Rentan Anemia ?
Anemia saat keamilan umumnya disebabkan karena perubahan fisiologis tubuh, dimana jumlah darah meningkat sekitar 20-30% sehingga pasokan darah memang sangat diperlukan melalui makanan yang mengandung vitamin dan zat besi.
Apa hubungannya vitamin dan zat besi dengan kebutuhan darah? Zat besi dan vitamin diperlukan untuk hemoglobin darah (Hb). Sementara hemoglobin (Hb) merupakan protein yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah, yang punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Jadi saat hamil, ada dua nyawa yang harus dihidupkan oleh sang Ibu. Nyawanya sendiri, dan nyawa sang buah hati. Untuk itulah, tubuh sang Ibu akan memproduksi banyak darah untuk menyuplai kebutuhan keduanya.
Untuk menyuplai kebutuhan darah keduanya, sang Ibu harus memproduksi paling tidak sekitar 30% darah lebih banyak dibanding saat normal (belum hamil).
Itulah mengapa Ibu hamil sangat rentan terhadap anemia, sebab harus menyuplai darah untuk dua nyawa tadi.
Jumlah hemoglobin rendah itu sama saja dengan jumlah pasokan oksigen yang rendah pula, padahal untuk tetap tumbuh, sel tubuh membutuhkan oksigen yang diantarkan darah ke seluruh tubuh termasuk tubuh janin yang dikandung seorang Ibu.