Lihat ke Halaman Asli

Marcko Ferdian

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Deoksigenasi Laut, Kita Tabur, Kita Tuai (II)

Diperbarui: 10 April 2022   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Lautan/By Sebastian Voortman/Pexels

Pasokan oksigen yang dihirup makhluk hidup 80 persennya berasal dari laut dan yang berperan dalam proses tersebut adalah fitoplankton karena oksigen dihasilkan dari aktivitas fotosintesisnya.

Oksigen yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk respirasi makhluk hidup akan tetapi karena faktor perubahan iklim, plankton menjadi sensitif serta adanya daya dukung lingkungan menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut di dalam laut. Penurunan ini disebut deoksigenasi.

Tingkat Oksigen turun di laut/klikhijau.com

Laut Kesulitan Bernapas

Lebih kurang 71% permukaan bumi ditutup oleh lautan dan selain menyediakan sumber makanan, laut juga menyediakan oksigen untuk seluruh makhluk hidup akan tetapi sejak pertengahan abad ke 20 diperkirakan lautan mengalami kehilangan 1-2 persen persediaan oksigen (Limburg, 2020).

Kehilangan ini adalah hasil dari peningkatan suhu dan aliran nutrisi dari kawasan pemukiman, pertanian, industri, yang terbawa aliran air sampai ke laut.

Aliran oksigen di laut dipengaruhi oleh proses-proses fisik, kimia, dan biologi dimana ketika terjadi perubahan iklim, stratifikasi kolom air meningkat dan mengurangi kelarutan oksigen di air laut sehingga mendorong deoksigenasi di lautan.

Secara bersamaan perairan sekitar pantai dipenuhi oleh limbah yang mengandung banyak nutrisi menyebabkan eutrofikasi atau pengayaan nutrisi dan bahan organik sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen.

Dengan kata lain limbah yang kita hasilkan, serta meningkatnya suhu akibat perubahan iklim, menyebabkan kadar oksigen yang larut di dalam air rendah mengakibatkan organisme laut mengalami kekurangan oksigen dan kematian jaringan atau hipoksia.

Infografis Deoksigenasi/www.iucn.org/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline