Lihat ke Halaman Asli

marcheldl

Mahasiswa

Perbedaan Suku Jawa dan Sunda

Diperbarui: 25 Maret 2024   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ASAL USUL

Kata Jawa berasal dari kata Yava yang berasal dari bahasa sanskerta yang berarti jelai/ tanaman padi-padian. Ini mengarah pada nama pulau Yavadwipa yang saat ini disebut sebagai pula Jawa. Pusat peradaban masyarakat suku Jawa pada umumnya berada di dekat gunung-gunung yang aktif.

Sedangkan kata Sunda berasal dari kata Sund yang juga berasal dari bahasa sanskerta yang berarti bercahaya. Ini mengarah pada warna kulit mereka yang cenderung lebih terang ketimbang masyarakat Jawa. Alasannya karena, masyarakat suku Sunda memiliki pusat peradaban yang berada di dataran tinggi, hal ini yang menyebabkan warna kulit mereka cenderung lebih terang.

STRUKTUR MASYARAKAT

Masyarakat suku Jawa, Menurut Koentjaraningrat (1963), dibedakan menjadi empat tingkatan sosial, yaitu dhara (bangsawan), priyayi (birokrat), wong dagang atau saudagar (pedagang), dan wong cilik (rakyat kecil). Dhara berada di tingkatan yang paling atas karena merupakan bangsawan, serta berpendidikan. Priyayi berada di tingkatan kedua karena priyayi masih memiliki darah keturunan bangsawan, selain itu juga biasanya priyayi memiliki pekerjaan sebagai pejabat pemerintah.

Wong dagang berada di tingkatan ketiga, karena masih kurang dalam mendapatkan pendidikan yang membuat mereka hanya menjadi pedagang dan sebagian buruh. Wong cilik berada di tingkatan keempat, karena mereka memiliki pekerjaan sebagai petani, pekerja kasar, bahkan pengemis.

Sedangkan dalam masyarakat suku Sunda, golongan sosial hanya dibagi menjadi dua, yaitu golongan menak, dan golongan cacah (somah). Golongan menak adalah golongan yang merupakan keturunan bangsawan dan mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pejabat pemerintah, yang kemudian menjadi tingkatan tertinggi. Selanjutnya golongan cacah (somah), adalah golongan yang memiliki kedudukan yang rendah, mulai dari pedagang, buruh, petani, dan rakyat jelata.

PERBEDAAN BAHASA

Bahasa Jawa mencerminkan kebudayaan yang tinggi berasal dari nenek moyang sejak berabad-abad yang lalu, dan menjadi bahasa yang berkembang dengan mempertahankan nilai-nilai luhur di dalamnya. Bahasa Jawa juga menyiratkan budi pekerti luhur, dan tata krama. Ditinjau dari tingkatannya, terdapat dua bahasa Jawa: ngoko dan krama, dan digolongkan menjadi tiga berdasarkan persebarannya, yaitu dialek barat, dialek tengah, dan dialek timur.

Sementara, dalam bahasa Sunda terdapat undak-usuk yang terbagi menjadi Basa Lemes, Basa Loma, Basa Kasar. Pada Basa Lemes, digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau sudah sepuh.  Basa Loma bersifat tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus, digunakan ketika berbicara dengan orang yang seumuran, teman akrab, serta orang yang usianya di bawah. Sementara Basa Kasar, digunakan ketika seseorang dalam keadaan marah. Bahasa Sunda memiliki enam dialek yang berbeda, yaitu dialek barat, dialek utara, dialek selatan, dialek tengah timur, dialek timur laut, dan dialek tenggara.

STEREOTIP

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline