Lihat ke Halaman Asli

Muhammad DaffaMarchbhi

Mahasiswa STEI SEBI

Resensi Buku "Supermasi Iran Poros Setan atau Superpower Baru"

Diperbarui: 24 Februari 2022   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penulis            : Ali M Ansari

Penerbit          : Zahra Publishing House

Tahun terbit  : Edisi Asli Tahun 2006,Edisi terjemahan Bahasa Indonesia 2008

Tebal                 : 308 Halaman

Republik Islam Kembali mengejutkan dunia.Tahun 1979 dunia dikejutkan oleh Revolusi Islam yang dipimpin Ayatullah Khomeini yang berhasil menggulingkan rezim Shah dukungan Amerika, kini Iran kembali membuat dunia terbelalak dengan kemajuan program nuklirnya dan keberanian sang Presiden, Mahmoud Ahmaddinejad.

Faktanya Iran adalah satu-satunya negara Muslim yang berani menentang arogansi AS dan Israel. Pasukan Hizbullah dukungan Iran terbukti telah berhasil mengusir Israel dari Libanon pada tahun 2000 dan 2006. Iran pula yang terus mendukung Hamas di Palestina.

Presiden Ahmadinejad pun menyatakan bahwa Israel harus dihapuskan dari peta dunia.Tak pelak lagi, kini Iran ibarat David berhadapan dengan Goliath AS.Iran Menjadi Target AS berikutnya setelah Afghanistan dan Irak. Infiltrasi dan embargo dilancarkan AS guna menghancurkan Iran dari dalam. Badan-badan dunia disetir untuk menekan iran.

Rezim_rezim Timur Tengah dukungan AS berkomplot untuk mengucilkan Iran. Bila eskalasi ketegangan ini berlanjut, dunia akan tergiring kearah kehancuran massal yang jauh lebih dahsyat ketimbang perang dunia ke II.

Jika Konfrontasi berubah menjadi konflik, konflik itu tidak mungkin disengaja ataupun muncul akibat isu nuklir. Iran dan AS kini menjadi tetanggga di beberapa pebatasan, sehingga peluang untuk terjadinya konflik makin melebar. 

Yang lebih penting lagi, sebagaimana ditunjukkan buku ini, struktur budaya hubungan mereka sedemikina rupa sehingga mendorong konflik. Untuk mengatasi budaya ini dan momentum sesudahnya dibutuhkan kepemimpinan dengan imajinasi,visi, dan keberanian luar biasa. 

Amerika terutama harus berpikir bukan hanya memnangkan perang tapi juga menciptakan perdamaian, dengan menyadari bahwa hubungan Iran- AS pada abad ke-19 diwarnai oleh kolaborasi maupun konfrontasi, bahkan setelah Revolusi Islam 1979, dan bahwa kompromi dapat dilakukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline