Lihat ke Halaman Asli

Marcel Tri

Freelance

Kelimutu Tiwu Telu, Danau Tiga Warna yang Dramatik dan Spektakuler di Ende Flores

Diperbarui: 3 Agustus 2022   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danau Kelimutu Tiwu Telu. Ende-Flores-NTT. Dokpri

ENDE - FLORES. Seni budaya tradisional merupakan identitas masyarakat dalam cipta, Karsa, dan karya juga menjadi aset wisata budaya yang perlu dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan bagi masyarakat dan daerah terutama bagi wisatawan yang berminat di bidang seni budaya.

Salah satu wisata alam yang terkenal di kabupaten Ende adalah Danau Kelimutu.

Gunung dengan tiga danau berwarna dalam bahasa daerah setempat disebut Kelimutu Tiwu Telu.

Yang merupakan salah satu gunung berapi di pulau Flores.

Setelah meletus pada tahun 1886, gunung tersebut meninggalkan tiga kawah yang air danaunya berwarna merah, biru, dan putih. Warna ketiga Danau tersebut sering berubah sejak terjadinya letusan gunung Iya di Ende pada tahun 1969.

Perubahan warnanya membuat Danau Kelimutu berbeda dengan yang lain dan menjadi salah satu tempat paling menarik untuk dikunjungi.

Menurut para ahli geologi warna ketiga danau tersebut disebabkan oleh proses geologi pada dasar dan dinding danau tersebut. Hak ini disebabkan juga oleh pembiasan cahaya matahari, populasi bakteri dan bahan kimia yang terlarut di dalam air.

Danau Kelimutu telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi alam nasional seluas 5300 Ha dan disebut Taman Nasional Kelimutu. Kawasan Kelimutu dikelilingi oleh hutan dengan flora dan fauna yang jarang ditemukan seperti cemara gunung,  kayu merah,  edelweiss, babi hutan,  landak, tikus besar, kera dan burung Gerugiwa.

Selain untuk konservasi alam, taman ini juga dueksploitasi untuk objek wisata alam bersama dengan taman nasional lainnya seperti Taman Nasional Leuser,  Taman Nasional Kerinci,  Taman Nasional Komodo,  Ujung Kulon dan lainnya di Indonesia.

Ada mitos mengenai gunung Kelimutu. Masyarakat  setempat percaya bawah Kelimutu adalah tempat peristirahatan terakhir arwah-arwah yang meninggal dan diberi nama Tiwu Ata Polo (Danau Merah) untuk orang jahat, Tiwu Nuwa Muri (Danau Biru) untuk muda-mudi dan tiwu Ata mbupu (Danau putih) untuk orang tua.  Arwah mereka akan bermukim di ketiga danau tersebut sesuai status sosial di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline