Lihat ke Halaman Asli

Marcellya Fena Fanisa Faot

Universitas Nusa Cendana

Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten TTS Periode 2019-2024 yang Belum Tercapai di Bidang Kesehatan

Diperbarui: 14 Februari 2023   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Demi terwujudnya derajat kesehatan yang baik, maka suatu daerah harus menyediakan fasilitas, seperti alat kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, dan tenaga kesehatan yang mampu menjangkau segala kalangan masyarakat dimana pun dan kapanpun. Hal ini menjadi PR bagi kepala daerah untuk menyediakan fasilitas kesehatan dan aspek paling utama yaitu pada ketersediaan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus mampu untuk menjangkau masyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.

Pada Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kab. TTS periode 2019-2024 di bidang kesehatan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Misi ini dimaksud untuk menyiapkan sumber daya manusia dan generasi muda berkualitas melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta memberdayakan angkatan kerja berpendidikan rendah menjadi tenaga kerja produktif melalui berbagai bentuk pelatihan kecakapan hidup, menyehatkan masyarakat melalui penyediaan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. 

Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dirasa belum terealisasi disebabkan prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 48,3 persen. Dan ini tertinggi di Indonesia diantara 246 kabupaten/kota di 12 Provinsi prioritas penanganan balita stunting. Selain menduduki peringkat tertinggi prevalensi balita stunting di Indonesia, angka 48,3 persen prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan bahkan melampaui dua kali lipat angka toleransi prevalensi stunting yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO. WHO hanya memberi toleransi angka prevalensi balita stunting sebuah daerah hanya 20 persen.

Pengetahuan masyarakat yang minim dan kurangnya jangkauan dari tenaga kesehatan serta pemerintah terhadap masyarakat, khususnya di desa menjadi masalah dalam bidang kesehatan. Dan hal ini juga didukung oleh faktor ekonomi, pendidikan dan sosial. Namun, dapat ditekan dengan menambah pengetahuan terhadap masyarakat mengenai pentingnya pemenuhan asupan gizi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 

Dengan itu, diharuskan untuk cepat direalisasikannya visi dan misi Bupati dan wakil Bupati Kab. TTS. Ditingkatkannya kualitas sumber daya manusia serta peningkatan fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Saran dari  saya, bagi tenaga kesehatan yang sudah tersedia dapat dikirim ke daerah lain (kota besar) untuk melakukan studi tour sehingga mendapatkan peningkatan pengetahuan dan skill yang diharapkan dapat Meningkatkan mutu sebagai tenaga kesehatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline