Lihat ke Halaman Asli

Badai Tropis (Typhoon/Hurricane/Tropical Cyclone)

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BADAI TROPIS

-

-

Badai tropis (tropical storm) disebut juga dengan Hurricane (di wilayah Amerika), Typhoon (atau Topan didaerah Pasifik Utara) atau Tropical Cyclone (Siklon Tropis didaerah Samudera Hindia) adalah pusaran angin kencang yang diikuti oleh hujan, badai serta petir. Diameter pusaran mencapai radius 500 km dan kecepatan anginnya mencapai lebih dari 200 km per jam serta mempunyai lintasan sejauh 1.000 Km, memiliki pusat putaran disebut mata siklon berdiameter 10 km hingga 100 km yang dikelilingi oleh dinding awan padat setinggi 16 km. Dengan kecepatan angin sedemikian itu, sebuah badai tropis yang melintasi daratan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan hebat dengan daya hancurnya yang bisa melebihi dasyatnya bom hidrogen sekaliber bom atom. Tidak hanya pohon-pohon yang bisa tercabut dari akarnya, bangunan-bangunan permanen bisa tersapu, mobil besar, kereta api, dan benda-benda besar atau berat lainnyapun dapat terangkat dan beterbangan, serta dapat menimbulkan korban ribuan jiwa.

Dikarenakan adanya gaya coriolis maka arah pergerakan dan arah angin badai tropis ini berbeda antara yang ada di belahan bumi Utara dan yang ada di Selatan.

1.Untuk di belahan Utara Bumi: Arah pergerakan badai tropis ini adalah searah dengan jarum jam, dimana dia akan mulai muncul di lintang 5 – 10 derajat Lintang Utara terus bergerak kearah kiri dan akan mulai bergerak kearah kanan setelah menyentuh lintang 22.5 derajat Lintang Utara dan terus bergerak ke kanan menuju Kutub Utara. Sedang arah anginnya adalah berlawanan arah dengan jarum jam hal ini berhubungan dengan tekanan udara rendah dan tinggi yang terjadi di daerah kutub dan tropis serta berhubungan dengan arah putaran bumi.

2.Untuk di belahan Selatan Bumi: Arah pergerakan badai tropis ini adalah berlawanan arah dengan jarum jam, dimana dia akan mulai muncul di lintang 5 – 10 derajat Lintang Selatan terus bergerak kearah kanan dan akan mulai bergerak kearah kiri setelah menyentuh lintang 22.5 derajat Lintang Selatan dan terus bergerak ke kanan menuju Kutub Selatan. Sedang arah anginnya adalah searah dengan jarum jam hal ini berhubungan dengan tekanan udara rendah dan tinggi yang terjadi di daerah kutub dan tropis serta berhubungan dengan arah putaran bumi.

3.Dikarenakan item 1 dan 2 diatas maka daerah tropis bukanlah daerah yang akan dilalui oleh badai tropis (bukan lintasannya). Indonesia adalah salah satu Negara yang terletak di garis equator, maka beruntung lah kita karenanya.

Tiap tahun badai tropis bermula dari atas permukaan samudera didaerah tropis yang sedang dipanasi oleh matahari. Masing-masing wilayah di bumi mengalami badai tropis yang berbeda jumlahnya tiap tahunnya, contoh kecil daerah samudera pasifik setiap tahunnya menghasilkan 23 s/d 30 badai tropis setiap tahunnya, periode terjadinya badai tropis di wilayah ini adalah antara bulan Juli sampai dengan bulan maret setiap tahunnya dimana intensitas terjadinya badai tropis ini akan membesar seiring dengan posisi matahari yang menjauhi belahan bumi utara (red. Sedang memanasi wilayah equator dan belahan bumi selatan). Pada bulan-bulan September s/d januari adalah puncak dari musim badai tropis. Tak jarang, kurang dari sebulan terjadi 4 hingga 5 badai tropis. Ia hanya bisa tumbuh ketika suhu muka laut minimal 26,5 derajat Celciusdengan ketersediaan uap air yang cukup (red.ketika matahari memanasi permukaan laut di wilayah tersebut), dan kemungkinan kemunculannya ini dapat dideteksi sejak permulaan terbentuknya daerah dengan tekanan udara yang jauh lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, biasanya daerah dengan tekanan rendah (Low pressure area) ini akan bertahan selama kurang lebih 2 hingga tiga hari sebelum menguat menjadi badai tropis. Karena berkurangnya uap air yang akan memanaskan udara disekitarnya dan bertambahnya faktor kekasaran permukaan, badai akan melemah ketika masuk jauh ke wilayah daratan ataupun ketika memasuki daerah kutub bumi (diatas 60 derajat Lintang Utara/Selatan).

Sebuah pusaran angin yang terbentuk di atas samudera luas, belum bisa disebut badai tropis jika belum memiliki beberapa kualifikasi (batasan). Ia belum bisa disebut badai tropis jika kecepatannya masih dibawah 63 km/jam (34 knot). Calon bibit badai ini juga belum tentu akan tumbuh menjadi badai jika tidak ada faktor-faktor meteorologis (yang berhubungan dengan cuaca) lain yang mendukung.

Indonesia bukan daerah lintasan badai, negara-negara yang seringkali menjadi lintasan badai adalah Amerika, Jepang, Australia, Filipina dan negara lainnya. Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan tempat timbulnya badai. Namun pengaruh badai ini tidak mutlak selalu terjadi. Timbulnya hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas) badai, tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia. Terkadang ketika ada indikasi tumbuh badai, pada beberapa wilyah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi ketika badai itu sudah matang atau sudah diberi nama, yang timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi (kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat badai yang lebih sering mengalami hujan lebat). Kemudian di saat badai tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan lebat. Itu semua tidak mutlak terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah Indonesia.

Dari kenyataan itu dapat ditegaskan lagi bahwa badai tidak selalu membentuk cuaca buruk di Indonesia, sehingga dalam menganalisa diperlukan ”ahli prakiraan cuaca” (prakirawan) yang berpengalaman dan qualified, memahami seluk beluk sirkulasi udara, tidak hanya sekedar melihat ”satelit awan” kemudian menyimpulkan adanya bibit badai yang akan mengancam Indonesia.

Katagori badai tropis

Katagori 1 : Minimal, kecepatan badai 118 – 152 km/jam (74 – 95 knot).

Katagori 2 : Moderat (sedang), kecepatan badai 153 – 176 km/jam (96 – 110knot).

Katagori 3 : Ekstensif (meluas), kecepatan badai 177 – 208 km/jam (111 – 130 Knot).

Katagori 4 : Ekstrim (luar biasa), kecepatan badai 209 – 246 km/jam (131 – 155 Knot).

Katagori 5 : Catastrophic (bencana besar), kecepatan diatas 246 km/ jam (diatas 155 Knot).

Penamaan badai tropis

Pada suatu wilayah dalam satu tahun dapat terjadi beberapa kali badai tropis. Untuk membedakan antara setiap kejadian badai tropis serta memudahkan mensosialisasikan kepada masyarakat, antara lain memberi peringatan akan bahayanya badai tropis yang akan tiba, maka pada badai-badai tersebut diberikan sebuah nama.

Sebuah Pusat Peringatan Siklon Tropis yang telah ditunjuk oleh Badan Meteorologi Internasional berwenang memberi nama suatu badai dan menyebarkannya peringatan ke seluruh dunia.

Aturan pemberian nama berdasarkan urutan abjad dan dirunut dari kejadian waktu. Badai tropis (hurricane, typhoon, tropical cyclone) yang pertama kali terjadi pada suatu tahun atau periode pengamatan, akan diberi nama dimulai dengan huruf awal ”A”, misalnya ”Anna”, untuk badai tropis kedua dinamai dengan huruf awal ”B”, seperti ”Beth”, dan seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline