Lihat ke Halaman Asli

Marcell Tama S L

Mahasiswa dan Freelancer

Apa Saja Masalah Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 2 Februari 2023   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini pendidikan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Di Indonesia, pendidikan dibagi menjadi tiga jalur utama yaitu formal, nonformal dan informal. Tentu saja sistem selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, namun kinerja sistem mengeluarkan kualitasnya, jika dilakukan dengan baik tentunya banyak hal positif dan hasil yang baik.

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh dari kata baik. Berbagai permasalahan selalu hadir di masing-masing instansi pendidikan, terlebih di daerah yang jauh dari kata pemerataan pembangunan. Hal diakibatkan oleh beberapa faktor yang menunjang baik dan buruknya pendidikan di Indonesia. Melalui faktor tersebut, sistem pendidikan masih belum terlaksanakan dengan baik. Sehingga mempengaruhi keberlangsungan antar sistem yang lain.

1. Dana pendidikan yang terlalu mahal

Ketika kita membahas masalah dana, bukan berarti kita hanya membahas seputar biaya pendidikan di lembaga formal maupun informal saja. Tidak jarang ketika membincangkan dana pendidikan, banyak pelajar yang tidak melanjutkan sekolahnya hanya karena tidak mampu membayar uang sekolah. Sebagian siswa memilih untuk bekerja dibanding membayar uang pendidikan yang dirasa sangat mahal. Bahkan tidak jarang di media massa, ada beberapa skandal jual diri oleh anak-anak yang masih menempuh pendidikan hanya untuk memenuhi tingginya biaya pendidikan.

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.

2. Minimnya bahan kegiatan belajar mengajar.

Bahan ajar yang digunakan oleh para guru belum dapat terdata secara optimal. Penyebab utamanya  karena bahan ajar tersebut masih tersebar secara tidak merata di seluruh tanah air.

Masih banyak pulau tertinggal yang jauh dari pemerintah, membuat banyak anak tidak dapat mengenyam pendidikan yang layak. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya ketimpangan sosial dan pengetahuan antara lulusan yang berada di daerah dekat dan jauh dari pemerintah.

3. Fasilitas yang kurang memadai

Persebaran fasilitas untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di daerah pelosok masih kurang memadai. Berbagai macam kebutuhan seperti meja, kursi, papan tulis, laptop, bangunan, dll masih belum tersebar secara merata.

Tidak jarang para pelajar sering menggunakan fasilitas umum dan juga rela menghabiskan dana hanya untuk mengenyam kualitas pendidikan yang lebih baik, seperti datang ke daerah yang lebih maju. Pengalaman belajar yang dibutuhkan masing-masing pelajar akan terbentuk ketika mereka memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Sehingga dapat menjadikan lulusan yang unggul. Akan tetapi hal ini hanya berujung pada angan-angan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline