Lihat ke Halaman Asli

Ikatan Persaudaraan

Diperbarui: 21 November 2024   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang tokoh penting yaitu mantan presiden Amerika Serikat yaitu Barack Obama pernah berkata "Toleransi tidak berarti bahwa kita harus menerima segala hal yang buruk, tetapi kita harus selalu berusaha memahami perbedaan dan bekerja bersama untuk dunia yang lebih baik." quotes ini merupakan sebuah kalimat yang dapat kita cerna lalu kita implementasikan. Hal yang dikatakan oleh Barack Obama benar adanya, sebagai makhluk sosial setiap kita pasti memiliki perbedaan yang identik satu sama lain. Oleh karena itu, kita harus memahami perbedaan itu untuk menjaga tali persaudaraan agar tetap utuh terjaga antar sesama.

Tiga hari dua malam di Pesantren Al-Ittifaq memberikan saya banyak pelajaran berharga yang sulit untuk dilupakan. Sebuah perjalanan yang tidak hanya memperkenalkan saya pada kehidupan pesantren, tetapi juga membuka mata tentang pentingnya toleransi dalam hidup. Selama berada di sana, saya mengalami langsung berbagai kegiatan yang mencakup segala aspek kehidupan di pesantren: mulai dari beternak, berkebun, hingga belajar agama Islam. Semua kegiatan ini membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan yang saling menghormati, pentingnya kerja keras, dan bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan penuh toleransi meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda.

Hari Pertama: Menyatu dengan Alam dan Kehidupan Pesantren

Setelah tiba di Pesantren Al-Ittifaq, saya langsung disambut dengan suasana yang jauh berbeda dari rutinitas kota yang biasa saya jalani. Udara yang segar, tanah yang subur, serta suasana tenang dan damai memberikan kesan pertama yang mendalam. Pesantren ini bukan hanya sekadar tempat belajar agama, tetapi juga tempat di mana para santri diajarkan untuk hidup mandiri melalui kegiatan bertani dan beternak.

Hari pertama kami dimulai dengan kegiatan beternak ayam. Kami diajak untuk membersihkan kandang ayam, memberi makan, serta mengumpulkan telur-telur yang dihasilkan. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan tentang tanggung jawab dan disiplin, tetapi juga memberikan pemahaman tentang pentingnya bekerja dengan tekun untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam kesibukan ini, saya mulai menyadari bahwa kehidupan di pesantren tidak hanya berkutat pada teori agama, tetapi juga pada pengamalan prinsip hidup yang lebih praktis dan bersahaja.

Setelah siang hari yang penuh dengan kegiatan bertani, kami melanjutkan dengan berkebun di area kebun pesantren. Di sini, kami belajar bagaimana cara menanam dan merawat berbagai tanaman, mulai dari sayuran hingga buah-buahan. Selain memperoleh pengetahuan tentang pertanian, saya juga merasakan betapa pentingnya menjaga alam sekitar. Alam memberikan kita segala yang kita butuhkan, namun kita harus bisa merawatnya dengan baik agar bisa mendapatkan hasil yang bermanfaat. Hal ini mengajarkan saya untuk menghargai alam dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak.

Hari Kedua: Belajar Agama Islam dan Mengenal Toleransi

Hari kedua di pesantren menjadi puncak dari perjalanan ekskursi ini. Kami diberikan kesempatan untuk mengikuti pengajaran agama Islam secara langsung dari para ustaz dan santri yang sudah lama tinggal di pesantren tersebut. Kami belajar tentang dasar-dasar ajaran Islam, seperti bagaimana menjalankan shalat, membaca Al-Qur'an, serta memahami makna dari berbagai surah dan hadis.

Namun, yang paling mengesankan adalah ketika kami diajak untuk berdiskusi tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan. Para ustaz dan santri menjelaskan bahwa Islam mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan. Tidak hanya antara sesama umat Islam, tetapi juga terhadap umat beragama lain. Toleransi adalah nilai yang sangat penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hubungan antar umat manusia secara global. Kami diajarkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam keyakinan, bahasa, budaya, atau adat istiadat, kita tetap bisa hidup berdampingan dengan penuh rasa hormat dan saling membantu.

Di pesantren ini, kami melihat langsung bagaimana para santri, meskipun berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda, hidup dalam harmoni. Mereka saling bekerja sama dalam kegiatan sehari-hari, baik dalam bidang pendidikan maupun kegiatan sosial. Toleransi di sini bukan hanya sekadar kata, tetapi sebuah tindakan nyata yang tercermin dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Saya merasa terkesan dengan pemahaman yang diberikan oleh para ustaz. Mereka menjelaskan bahwa kehidupan yang penuh toleransi bukan berarti kita harus mengorbankan keyakinan kita sendiri, melainkan belajar untuk menghormati dan memahami keyakinan orang lain. Setiap individu berhak untuk memilih dan menjalani kehidupannya sesuai dengan apa yang mereka percayai, selama itu tidak mengganggu kedamaian dan kesejahteraan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline