Dunia yang sudah modern ini mendorong kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan dan sangat berdampak siginifikan pada banyak industri, termasuk manajemen risiko. CFO Perusahaan di seluruh dunia menganggap bahwa manajemen risiko sebagai prioritas utama dalam strategi bisnis mereka. Manajemen risiko yang baik memungkinkan organisasi untuk melindungi diri dari risiko yang mungkin merusak bisnis dan mempersiapkan diri dari peluang yang mungkin muncul, dan faktanya perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik cenderung melaporkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam manajemen risiko, CFO mengadopsi pendekatan yang proaktif dan strategis melibatkan semua bagian perusahaan dan menggunakan teknologi terbaru untuk analisis dan pemantauan risiko secara real-time. Memasuki era digital modern, teknologi tidak lagi hanya dianggap sebagai alat pendukung dalam operasional perusahaan, tetapi lebih sebagai alat utama yang membantu perusahaan mengidentifikasi, mengukur, dan mengurangi dampak risiko dengan lebih efektif. Pada hakikatnya, penerapan teknologi digital untuk mengurangi potensi kerugian yang dihadapi perusahaan telah membuat manajemen risiko secara keseluruhan menjadi lebih optimal.
Peran utama teknologi dalam manajemen risiko salah satunya adalah kecepatan dan ketepatan dalam memproses data dalam jumlah besar. Data merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan, data berharga ini meliputi informasi keuangan, data pelanggan, rahasia dagang dan lainnya. Big data memungkinkan organisasi menghimpun, mengevaluasi, dan memperkirakan potensi risiko dengan lebih mudah. Sebagai contoh, penggunaan teknologi dalam manajemen risiko di perusahaan keuangan dapat mendeteksi sistem transaksi mencurigakan dan melindungi dari penipuan. Data ini kemudian diproses menggunakan algoritma AI (Artificial Intelligence) dan machine learning untuk mendeteksi aktivitas atau perilaku anomali yang mungkin berisiko.
Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, perusahaan tetap harus waspada terhadap risiko baru yang muncul akibat digitalisasi. Semakin banyak data yang disimpan secara digital, semakin tinggi risiko kebocoran data dan serangan ransomware atau sejenis program jahat. Keamanan siber tidak hanya penting bagi perusahaan besar tetapi juga untuk UKM meskipun UKM biasanya punya sumber daya yang terbatas mereka tetap rentan terhadap serangan siber, banyak UKM yang menganggap keamanan siber itu mahal dan rumit tapi sebenarnya ada cara yang hemat dan mudah. Seperti kepemimpinan yang cerdas dalam menerapkan sistem keamanan siber yang kuat dengan memakai otentikasi multifaktor, kata sandi yang kuat dan pembaruan software secara rutin, bisa juga memakai layanan keamanan berbasis Cloud atau bermitra dengan MSSP (Managed Security Service Provider) dengan strategi yang tepat dan memastikan semua karyawan sadar akan pentingnya menjaga keamanan data.
Selain itu, implementasi teknologi dalam manajemen risiko membutuhkan biaya, baik untuk pengadaan infrastruktur teknologi maupun pelatihan sumber daya manusia. Suatu pelanggaran keamanan dapat mengakibatkan kerugian finansial, hilangnya kepercayaan pelanggan dan kerusakan reputasi yang siginifikan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menganalisis dengan cermat apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh dari teknologi tersebut.
Setiap Perusahaan tentunya memiliki sejumlah tantangan dalam mengelola risiko keamanan data, seperti peningkatan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir serangan siber terus meningkat baik dari pelaku luar maupun dalam serangan siber bisa mencakup peretasan serangan Malware dan upaya phishing perusahaan harus melindungi data mereka dari berbagai ancaman ini. Perusahaan harus terus mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing namun ini juga membawa risiko karena teknologi baru seringkali memiliki kerentanan keamanan yang belum teridentifikasi, untuk mengatasi tantangan keamanan data perusahaan harus mengembangkan strategi manajemen risiko yang komprehensif.
1. Edukasi dan pelatihan Perusahaan, mengadakan pelatihan rutin bagi karyawan tentang keamanan data, termasuk pemahaman tentang taktik serangan seperti phishing dan cara melaporkan insiden keamanan.
2. Monitoring aktivitas Perusahaan, menggunakan perangkat lunak pemantauan yang canggih untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan, termasuk memantau akses data penggunaan aplikasi dan perubahan konfigurasi system.
3. Pengelolaan akses, mengelola akses ke data dengan ketat dengan memberikan hak akses sesuai dengan kebutuhan kerja dan secara berkala meninjau dan memperbarui izin akses enkripsi data, data sensitif dienkripsi saat berpindah di jaringan dan saat disimpan ini memberikan lapisan tambahan perlindungan.
Secara umum, teknologi memiliki peran vital dalam memperluas pengelolaan risiko di era digital. Dengan menggunakan berbagai teknologi, termasuk big data, AI, cloud computing, dan IoT, perusahaan bisa lebih mengantisipasi risiko dan reaktivitas di dunia bisnis yang cepat berubah. Namun, perusahaan juga harus tetap waspada melawan ancaman dan risiko baru yang timbul serta mengembangkan strategi yang fleksibel terhadap perubahan teknologi.