Tangerang Selatan - Seiring berkembangnya zaman, kopi yang dahulu hanya dinikmati oleh orang dewasa hingga usia lanjut kini juga ikut dinikmati oleh anak muda. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Syifa Nureina, Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Pamulang "Saya sangat suka kopi. Ciri khas rasa pahit dari kopi yang disebut kafein sangatlah bervariatif. Rasa kopi itu sendiri menurut saya tidak hanya berkontribusi pada kepahitan kopi tapi juga kekuatan dan teksturnya yang dirasakan. Kopi selalu ada dalam sehari-hari saya." jelasnya saat diwawancarai melalui google meet, Selasa (2/1/24). Sekarang, dengan banyaknya varian rasa kopi yang bisa diterima oleh lidah anak muda serta nama-nama minuman kopi yang menarik membuat mereka penasaran dan mencobanya. Sehingga tanpa sadar minum kopi sudah didominasi oleh anak muda dan menjadi gaya hidup baru mereka.
Syifa Nureina setuju mengenai pernyataan ngopi kini menjadi gaya hidup baru di kalangan anak muda. Dia berkata bahwa zaman sekarang anak muda pasti mencari tempat-tempat yang nyaman untuk belajar, bekerja ataupun berkumpul. Tempat yang "Instagramable" juga menjadi objek dalam kebutuhan sosial media. Adapun para pecinta kopi mencari kedai-kedai kopi hanya untuk sekadar pengalaman atau referensi dari setiap karakter kopi yang enak.
"Tren konsumsi kopi juga menjadi bagian dari mencintai produk lokal Indonesia, seperti biji kopi. Orang indonesia banyak minum kopi karena tren yang dibangun dari sesuatu yang berkesinambungan. Semakin banyak macam-macam kopi yang dibuat semakin banyak lagi orang yang tertarik untuk mengkonsumsi kopi." tambah Syifa Nureina ketika diwawancarai melalui google meet, Selasa (2/1/24).
Bertolak belakang dengan pendapat Syifa Nureina. Shifana Esfandiary Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, menyampaikan pendapatnya bahwa "Untuk sekarang seharusnya kopi tidak perlu dijadikan budaya, terlebih lagi jika minum kopi hanya untuk dibilang keren. Karena kandungan kafein yang terlalu banyak juga tidak bagus untuk tubuh. Kebanyakan minum kopi, apalagi kalau belum makan bisa bikin sakit lambung, tubuh lama-kelamaan bisa menjadi lemah, serta gigi menguning. Jadi, kalau memang tidak dituntut oleh kerja ataupun keadaan sebaiknya kita mengurangi minum kopi" sanggah Shifana Esfandiary pada saat diwawancarai di Jl. Anggrek, Benda Baru, Tangerang Selatan, Senin (1/1/24).
Kopi yang kita ketahui memang memiliki kandungan kafein. Dilansir dari website halodoc.com dikatakan bahwa 1 cangkir kopi instan memiliki kandungan kafein sekitar 60 ml. 1 gelas kopi espresso memiliki kandungan kafein sekitar 100 ml. Beberapa efek samping kafein jika dikonsumsi berlebih yaitu kecemasan, kegelisahan, gemetar, detak jantung tidak teratur, dan sulit tidur.
Tetapi, ternyata kandungan kafein tersebut bisa meningkatkan produktivitas kerja bagi Syifa. Kafein tersebut mampu menambah konsentrasi dan daya ingat dia ketika bekerja. Begitupun bagi Shifana, meski dia kurang menyukai kopi tetapi ia mengakui bahwa kopi dapat membantunya tetap fokus dan menghilangkan rasa kantuk ketika kelas. Hal tersebut menunjukkan beberapa peran kopi terhadap produktivitas anak muda sekarang.
Tren minum kopi bukan lagi sekadar minum kopi, tetapi sudah menjadi media berkumpul anak muda ketika berdiskusi dan bercengkrama. Oleh karena itu, coffee shop sekarang semakin mudah ditemukan dan semakin ramai seiring bertambahnya jumlah anak muda. "Menurut saya sendiri, ngopi di coffee shop itu adalah hal yang menyenangkan. Baik dari segi rasa yang saya cari sebagai referensi dan tempat ngopi yang unik mampu menambah semangat baru agar lebih produktif." jelas Syifa ketika diwawancarai melalui google meet, Selasa (2/1/24).
Mengikuti tren kopi tersebut, Diajeng Nurulita owner Iro Rumah Kopi mengungkapkan bahwa sekarang kopi benar-benar sudah menjadi konsumsi sehari-hari dan gaya hidup. Oleh karena itu, bisnis coffee shop sejak tahun 2019 hingga saat ini masih menjadi bisnis yang menjamur karena marketnya pasti selalu ada meskipun kompetitornya semakin banyak. Meskipun coffee shop yang dia jalani saat ini didirikan oleh kedua orang tuanya, tetapi alasan awal kedua orang tuanya itu pun dikarenakan pada tahun 2019 bisnis Food and Beverage (FnB) coffee shop sedang marak-maraknya.
"Pada tahun 2019 awal sekali ketika Iro baru buka. Pada waktu itu bisnis Food and Beverage (FnB) coffee shop sedang marak-maraknya. Kalau secara analisa kompetitor, pada tahun tersebut coffee shop sangat menjunjung tinggi kualitas rasa, tetapi indikator tersebut kini tidak diprioritaskan lagi. Pada tahun 2023, suasana tempat, estetika tempat lebih diutamakan. Orang-orang lebih memilih tempatnya bagus untuk foto-foto, makan cantik-cantik. Masalah enaknya belakangan aja." jelas Diajeng Nurulita pada saat diwawancarai di Komplek P dan K Cirendeu No.28, PDK Bawah, Lebak Bulus, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (7/1/24).
Karena perkembangan zaman, banyak coffee shop yang menawarkan produknya bukan hanya untuk orang-orang penikmat kopi saja. Tetapi, mereka juga menawarkan produk-produk yang memang sengaja dijual dan dinikmati oleh orang-orang yang kurang bisa menikmati kopi. Dalam hal itu, anak muda menjadi sasaran mereka. Contohnya menu kopi susu diciptakan memang untuk kaum-kaum yang tidak bisa minum kafein tetapi ingin mencobanya.
"Customer coffee shop saat ini sebenarnya masih tergantung pada setiap konsep coffee shop yang ditawarkan. Tetapi, untuk Iro Rumah Kopi yang memang konsepnya cenderung untuk market anak muda jadi memang lebih banyaknya anak muda, baik yang di Sudirman ataupun Lebak Bulus. Meskipun tidak semua anak muda, tetapi masih didominasi oleh anak muda." kata Diajeng Nurulita ketika diwawancarai di Komplek P dan K Cirendeu No.28, PDK Bawah, Lebak Bulus, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (7/1/24).