Lihat ke Halaman Asli

Marcella Putri cahyani

Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keyakinan Seperti pada Surat An-nas

Diperbarui: 14 Oktober 2023   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut kamus Lisan al-Arab, kata Aqidah secara etimologi berarti tali, ikatan, perjanjian, landasan, dan gagap, seperti yang disebutkan juga dalam kamus Al-Munjid bahwa kata Aqidah secara Bahasa berarti ikatan, janji, atau gagap (lidah). Akidah menurut terminologi adalah kepercayaan yang dianut oleh orang-orang beriman atau tali yang mengokohkan hubungan orang-orang beriman dengan Allah. 

Akidah adalah keyakinan seperti pada surat An-nas. Kita sebagai manusia harus percaya terhadap tiga sifat yang ada dalam surat An-nas yaitu, Ilahi, Malik, dan Robbinas. Ilahi artinya kita harus mentauhidkan Allah di dalam ibadah. Seseorang tidaklah boleh beribadah kecuali hanya kepada Allah. Lalu, Malik adalah yakin Allah adalah raja manusia yang mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap manusia, kekuasaan-Nya sangat sempurna, Dia-lah Allah Azza Wa Jalla. Al-Malik adalah tuhan yang berkuasa, yang menentukan keputusan, Yang mengambil tindakan. Maka manusia harus selalu tunduk dan menyerahkan hak, menentukan halal dan haram hanya kepada-Nya. Sementara itu, Robbinas adalah mengakui Allah sebagai Rabb, sebagai pencipta, pemilik, perawat, pemberi rezeki, yang menurunkan hujan, yang menghidupkan, yang mematikan, yang memberi sakit, dan yang menyembuhkan. 

Dengan demikian, jika kita mempercayai tiga sifat Allah diatas dan melakukan yang harus kita lakukan sebagai umat islam yaitu tunduk dan hanya beribadah kepada-Nya maka akan menimbulkan sebuah keyakinan dan membentuk akidah yang kuat. Sebaliknya, jika kita menyakini bahwa selain allah. Maka kita telah mensyirikkan Allah dan akan menyebabkan tauhid kita rusak serta akidah yang rusak pada diri kita. 

Setelah kita memiliki akidah yang sudah tertanam kuat pada jiwa, seorang muslim memiliki tujuan hidup yang jelas, keteguhan hati, tidak putus asa, istiqamah, dan mampu mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai kekuatan yang menggoyahkan pendirian muslim. Saya akan menguraikan sedikit Istiqamah dalam akidah landasan akhlak muslim. 

Akidah adalah landasan yang menyangga akhlak muslim. Di atas landasan akidah itulah akhlak dan kepribadian muslim berdiri tegak. Seorang muslim dengan akidah yang mantap dan bekerja dengan kekuatan Allah, memiliki modal untuk menjadi pribadi yang istiqamah. Istiqamah memiliki tiga cakupan makna, yaitu tegak, tetap dan lurus. Tegak menunjukkan dimensi vertikal, lurus menunjukkan dimensi horizontal atau berada pada bidang datar, sedangkan tetap menunjukkan kekonsistensian, baik pada dimensi vertikal maupun pada bidang datar. Istiqamah merupakan transformasi sifat Allah pada diri orang beriman, sehingga memiliki kekuatan untuk menirukan akhlak Allah dalam keseluruhan karakternya, yaitu tetap, tegak, dan lurus dalam kebenaran dan kebaikan.

Pembagian istiqamah secara besar ada tiga, yakni istiqamah dalam akidah adalah menyakini tiada tuhan selain Allah. Istiqamah dalam ibadah artinya ibadah hanya kepada allah. Sedangkan, istiqamah dalam akhlak adalah tidak meminta, berlindung atau memohon kepada selain Allah. Tanpa istiqamah, tidak akan pernah ada manusia, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepribadian kuat dan melahirkan karya-karya unggulan. Oleh karena itu, suatu bangsa tanpa istiqamah akan menjadi bangsa yang kalah dan tersisih dalam kompetisi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline