Baru-baru ini, kebocoran data pengguna Biznet kembali menjadi sorotan. Sebanyak 380 ribu data termasuk nama, alamat email, nomor telepon, dan tanggal lahir hingga 380 pengguna dikabarkan bocor. Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran terhadap privasi pengguna Biznet.
Kronologi kebocoran Informasi yang beredar menyebutkan pembobolan data tersebut terjadi pada awal tahun 2024. Data tersebut kemudian dijual di forum online dengan harga Rp 500.000.
Dampak Kebocoran Data
Kebocoran data dapat membawa beberapa dampak negatif, antara lain:
- Pencurian identitas: Data yang bocor dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pencurian identitas, seperti mengambil alih akun media sosial atau bank.
- Penipuan: Data yang bocor dapat digunakan untuk melakukan penipuan, seperti mengirimkan email phishing atau SMS penipuan.
- Pelecehan: Data yang bocor dapat digunakan untuk melakukan pelecehan, seperti meneror atau menyebarkan informasi pribadi.
Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik: Hindari penggunaan password yang mudah ditebak seperti tanggal lahir. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan symbol.
- Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA): Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA). 2FA dapat melindungi akun online dengan menambahkan fitur keamanan tambahan pada kata sandi.
- Install program antivirus dan antimalware: Perangkat lunak ini dapat melindungi dari malware yang dapat mencuri data. Pastikan perangkat lunak antivirus dan antimalware selalu diperbarui.
- Selalu perbarui perangkat lunak: pembaruan perangkat lunak sangat penting untuk memastikan perangkat lunak aman dari kerentanan.
Kesimpulan
Kebocoran data adalah masalah serius yang dapat berakibat fatal bagi individu. Kasus kebocoran data ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan data pribadi karena dapat merugikan untuk diri kita sendiri.