Acara yang diselenggarakan di Monas pada Kamis ,21 Pebruari malam menjadi pembicaraan hangat karena pada malam itu terasa nuansa politis yang sangat kuat .
Sekurang - kurangnya ada 3 penyebab ,mengapa nuansa politis itu sangat terasa .
Pertama ,acara tersebut dihadiri oleh tokoh - tokoh politik yang mendukung Prabowo - Sandiaga Uno ,seperti Amien Rais ,Hidayat Nur Wahd ,Fadli Zon ,Fahri Hamzah ,dan juga Zulkifli Hasan .
Acara itu juga dihadiri tokoh - tokoh Front Pembela Islam seperti Sobri Lubis yang juga menyampaikan sambutan pada acara itu.
Kedua ,Neno Warisman pada malam itu membacakan puisinya yang dinilai sangat sarat dengan kepentingan dan tujuan politik untuk memenangkan capres 02 .
Ketiga ,Zulkfli Hasan, Ketua MPR yang juga Ketua Umum DPP PAN dalam pidatonya ,tiga kali menanyakan ke massa yang hadir," Persatuan nomor satu ,Presiden ...? " , yang dijawab massa "nomor dua" .
Oleh karena acara di Monas itu tengah disorot karena diduga bermuatan politik maka menjadi penting untuk mengetahui siapa sesungguhnya penyelenggara atau penanggung jawab acara itu .
Beberapa hari sebelum tanggal 21 Pebruari ,dengan membaca beberapa berita ,dalam hati saya sudah bertanya ,penyelenggara acara di Monas itu apakah Majelis Ulama Indonesia ( MUI) DKI atau Front Pembela Islam ( FPI) atau MUI DKI bekerjasama dengan FPI.
Mengapa pertanyaan muncul dalam hati saya?
Pertama,pada malam yang sama ,ditempat yang sama ,digelar acara dengan tajuk yang berbeda.
MUI DKI menamakan acara itu"Senandung Salawat dan Zikir Nasional", sementara FPI menamakan acara itu "Munajat 212" .