Pernyataan Jokowi tentang teori Propaganda Rusia telah memantik berbagai reaksi termasuk dari Kedutaan Besar Rusia.
Menanggapi berbagai reaksi yang mengemuka itu ,Jokowi telah menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan istilah tersebut.
Menurutnya, istilah tersebut tidak mengarah kepada negara Rusia. Hal tersebut diungkapkan Jokowi seusai acara syukuran HUT Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI) dan syukuran gelar pahlawan nasional kepada Profesor Lafran Pane di Jakarta Selatan ,Selasa ( 5/2/2019) .
Selanjutnya Kompas.com, memberitakan, Jokowi mengungkapkan Propaganda Rusia itu adalah terminologi yang muncul pada 2016 dari artikel lembaga konsultasi politik di Amerika Serikat, Rand Coorporation.
Propaganda Rusia yang dikutip Jokowi adalah teknik firehose of falsehood atau semburan kebohongan dan fitnah untuk menciptakan opini publik.
Sebelum mantan Gubernur DKI itu ungkapkan tentang Propaganda Rusia, saya pun sudah mendengar istilah itu. Sewaktu pertama kali mendengar istilah itupun, saya meyakini hal tersebut tidak ada hubungannya dengan negara yang beribukota Moskow itu.
Penggunaan kata "Rusia" pada terminologi itu kemungkinan untuk lebih mendramatisir suasana atau juga tehnik itu ada yang pernah menggunakannya di Rusia atau ditempat lain.
Mengapa saya beranggapan penggunaan kata "Rusia" itu untuk mendramatisir suasana karena ada kalimat lain yang pernah menggunakan kata itu yakni, "Russian Roulette".
Russian Roulette (RR) ini pertama kali saya dengar ketika nonton film yang sangat menegangkan ,yaitu "Deer Hunter" yang diputar pada awal tahun delapan puluhan. Film ini bercerita tentang perang Vietnam.
Pada film ini dimainkan adegan ketika beberapa tentara Amerika ditahan oleh pasukan Vietnam yang berhaluan komunis.
Pada ruang tahanan di tengah hutan itu, para tawanan tentara AS disuruh bermain RR.Pada senjata pistol itu ada enam lobang yang bisa diisi peluru.