Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Perlu Serius Menanggapi Sandiaga yang Sebut Pembangunan Infrastruktur Tanpa Utang

Diperbarui: 4 Januari 2019   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pembangunan infra struktur terutama pembangunan jalan tol merupakan salah satu indikator ke berhasilan pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla. Dengan terbentangnya jalan tol itu, telah memudahkan hubungan transportasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain memudahkan transportasi ,jalan tol juga dipersepsikan sebagai simbol kemajuan sebuah negara.

Kalau kita ke Malaysia seperempat abad yang lalu ,maka penduduk negeri jiran itu sangat membanggakan terbentangnya jalan tol di negaranya mulai dari utara hingga ke Johor Bharu yang berbatasan dengan Singapura .

Menurut data ,sekarang ini panjang jalan tol di Malaysia berada pada angka sekitar 3.000 km. Memang pembangunan jalan tol di Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia .Tetapi pembangunan jalan tol pada masa pemerintahan Jokowi- JK layak juga dibanggakan .

Selama pemerintahan yang berusia empat tahun ini telah dibangun jalan tol sepanjang 671 km .Sementara bila dibandingkan dengan dimasa orde baru ,216 km jalan tol yang terbangun. 

Walaupun pembangunan jalan tol merupakan kebanggaan untuk kita, tetapi lawan-lawan politik Jokowi ingin mendegradasinya dengan 2 alasan. Pertama, jalan tol hanyalah untuk kebutuhan para orang kaya atau yang memilik mobil pribadi .Sedangkan sebahagian besar rakyat belum membutuhkannya. Untuk alasan ini jugalah kita mendengar ungkapan, "rakyat tidak bisa makan jalan tol".

Kedua, jalan tol yang belum terlalu dibutuhkan itu justru dibangun dengan utang karena membangun infra struktur terutama jalan tol itulah maka hutang negara semakin meningkat .

Kaitan pembangunan jalan tol dengan peningkatan hutang juga dikemukakan oleh ekonom senior Kwik Kian Gie. Kwik adalah politisi PDI Perjuangan. Di masa Orba keberadaan PDI- P masih berada dibawah tekanan pemerintah. 

Pada saat itu yang diakui pemerintah adalah PDI dibawah pimpinan Suryadi. Dalam kondisi yang demikian, Kwik menunjukkan sikap tegasnya mendukung Megawati. Tokoh yang jebolan Universitas Erasmus Huis ,Rotterdam Negeri Belanda ini juga dianggap ekonom yang punya integritas.

Menjelang terjadinya krisis moneter tahun 1998 ,kala itu Bank Dunia menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa performance perekonomian Indonesia cukup baik.Tetapi dengan sejumlah data dan argumentasi ,Kwik membantah laporan tersebut seraya mengatakan ,kita jangan terlena dengan pujian itu .Nyatanya memang performance perekonomian kita sedang anjlok dan kemudian terjadilah krisis moneter yang hampir membuat negara ini ambruk .

Ilustrasi tentang Kwik  ini perlu diberikan untuk menunjukkan bahwa ia adalah tokoh yang punya integritas dan pandangan pandangan nya tentang ekonomi juga punya dasar argumentasi yang kuat. Dalam posisinya yang demikian ,banyak kalangan yang menjadikan pandangannya sebagai rujukan. Sekarang ini Kwik menjadi Penasehat pada Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo- Sandiaga Uno.

Seperti dikutip dari Tempo.co ,20/12/2018, Kwik mengatakan keuangan negara era Jokowi terbebani Infrastuktur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline