Pada awalnya hanya Partai Demokrat yang terlihat tidak solid memberi dukungan pada pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Hal ini terlihat dari sikap yang disampaikan Lukas Enembe,Ketua DPD Partai Demokrat Papua .
Pada 5 September 2018 ,sosok yang juga menjabat sebagai Gubernur Papua ini menyatakan dukungannya kepada Jokowi - Ma'ruf Amin.
Selanjutnya terlihat Demokrat memberi dispensasi kepada kader dan anggotanya untuk tidak memilih capres yang diusung partai ini.
Walaupun muncul reaksi dari kubu capres 02 tentang kebijakan partai ini ,tetapi publik memahami mengapa partai berlambang segi tiga mercy itu menempuh langkah yang demikian .
Publik paham ,sikap Demokrat dukung Prabowo - Sandiaga yang ditunjukkan justru pada saat saat akhir menjelang pendaptaran ke KPU Pusat pada ,Jum'at ,10 Agustus 2018 .Masyarakat memahami ini sebagai dukungan setengah hati ,karena setiap parpol yang punya kursi di DPR RI diwajibkan undang undang harus berpihak kepada salah satu pasangan capres .
Bahkan sekitar dua hari menjelang 10 Agustus 2018,Andi Arief ,Wakil Sekjend Partai Demokrat masih mengemukakan kata kata " jenderal kardus ", dan adanya pemberian uang satu triliun kepada dua parpol .
Selanjutnya terlihat dengan terbuka ,petinggi Demokrat menyatakan akan lebih memprioritaskan kenaikan perolehan suara partai ketimbang upaya memenangkan capres yang didukung nya.Muncullah semboyan " Demokrat First" .
Dalam kaitan yang demikian maka sangat berbeda kasusnya dengan sikap yang ditunjukkan DPW Partai Amanat Nasional Kalimantan Selatan yang dengan jelas jelas memberi dukungannya kepada Jokowi- Ma' ruf Amin.
Sikap DPW PAN Kalsel yang dikemukakan oleh Muhidin ,Ketua DPW PAN melalui pernyataan tertulis dan juga melalui penjelasan lisan ,merupakan perbuatan yang " menentang " kebijakan resmi DPP PAN dan lebih dari itu ,menohok kewibawaan Amien Rais ,pendiri dan sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN.
Amien Rais ,tokoh yang mendirikan partai berlambang matahari itu sejak awal telah menggariskan partainya tidak akan mendukung Jokowi pada Pilpres nanti.
Seperti diketahui ,walaupun tokoh reformasi ini sekarang hanya merupakan Ketua Dewan Kehormatan partai ,tetapi ayah dari Hanafi Rais ini tetap punya pengaruh dan kontrol yang kuat terhadap partai yang didirikannya.