Reuni Mujahid 212 yang dipusatkan di Lapangan Monas ,Jakarta Pusat telah terselenggara dan para peserta sudah menanggalkan area itu. Harus diakui jujur ,jumlah massa yang hadir cukup besar dan penyelenggaraannya juga berjalan dengan tertib dan damai.
Pada acara itu ,Gubernur DKI Anies Baswedan juga hadir dan dalam orasinya ia menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta yang menghadiri acara itu.
Mantan Mendikbud itu juga mengemukakan beberapa hal yang merupakan keberhasilan yang dicapainya selama satu tahun memimpin ibukota.
Menurutnya beberapa hal yang dahulu dianggap tidak mampu ditertibkan namun pada masa kepemimpinan nya hal itu telah berhasil dihentikan .Antara lain ia menyebut ditutupnya tempat maksiat dan juga penghentian reklamasi.
Selain Anies ,hadir juga capres Prabowo Subianto,beberapa tokoh yang berada pada kubu capres 02 seperti Amien Rais,Djoko Santoso,Hidayat Nur Wahid dan Fadli Zon.
Sebelum pelaksanaan reuni ,banyak kalangan yang menduga bahwa acara reuni itu akan digunakan juga sebagai arena kampanye untuk mendukung pasangan Prabowo- Sandiaga Uno.
Walaupun pada awalnya muncul penjelasan bahwa kegiatan itu tidak bermotif politik tetapi nyatanya acara yang digagas Persaudaraan Alumni 212 itu telah memunculkan aroma politik yang sangat kental.Pidato Sobri Lubis ,Ketua Front Pembela Islam ,pemutaran beberapa buah lagu yang mendiskreditkan Jokowi juga telah diperdengarkan .
Kemudian pidato Habib Rizieq yang mengajak untuk tidak memilih capres dan caleg yang didukung oleh partai penista agama semakin menguatkan fakta bahwa arena itu telah diisi dengan agenda politik .
Seperti diketahui sebelum acara reuni digelar ,Bawaslu telah meminta agar tidak ada unsur kampanye dalam reuni 212. Bawaslu mengatakan ,kampanye tidak boleh dilakukan ,baik oleh peserta maupun panitia acara.Hal tersebut diungkapkan Rahmat Bagja melalui detiknews,29/11/2018. Bagja juga mengungkapkan ,peserta atau panitia reuni 212 dilarang menghina atau menyampaikan ujaran kebencian .
Menurut pendapat saya sekurang kurangnya ada 3 hal yang dilanggar pada reuni itu. Pertama ,adanya ajakan atau seruan untuk memilih Prabowo pada Pilpres mendatang .Kedua ,diperdengarkan nya lagu ," Astagfirullah Punya Presiden Si Raja Bohong " .
Berdasarkan lirik lagu itu jelaslah merupakan penghinaan terhadap Jokowi yang sekarang masih menjabat sebagai Presiden negeri ini. Walaupun pada lirik lagu tidak ada menyebut nama Jokowi,tetapi sangat jelas yang dituju dan dimaksudkan lagu itu adalah mantan Walikota Solo itu.
Mari kita simak sebahagian lirik lagu itu.
"Astagfirullah ,astagfirullah ,punya presiden si tukang bohong
Astagfirullah ,astagfirullah ,punya Presiden si raja bohong ".
Sedangkan pada kalimat lain dinyatakan ," 2019 ganti presiden yang tidak cerdas ,ganti presiden yang tidak jelas " .
Dengan menghubungkan kalimat kalimat yang demikian ,tidak salah kalau diambil kesimpulan bahwa hal tersebut merupakan penghinaan atau ujaran kebencian kepada mantan Walikota Solo itu.