Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Etiskah Elit Golkar Terima Kunjungan Prabowo-Sandiaga?

Diperbarui: 18 Agustus 2018   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Setelah pasangan Prabowo - Sandiaga Uno didaptarkan oleh parpol pengusung sebagai capres - cawapres di KPU Jum'at, 10 Agustus 2018 terlihat pasangan ini bergerak cepat. Sandiaga Uno berkunjung ke 3 tokoh  Golkar Abu Rizal Bakrie, Akbar Tanjung dan Yusuf Kalla.

Sandiaga berkunjung ke kediaman Abu Rizal selesai mendaptar di KPU, selanjutnya menghadiri acara ulang tahun Akbar Tanjung ke 73, pada Rabu, 14 Agustus 2018 malam bertempat di kediaman Ketua DPR RI itu di Kebayoran Baru. Selanjutnya bersama Prabowo Subianto, Rabu, 15 Agustus 2018 menemui Wapres Yusuf Kalla di rumah dinas wakil presiden di kawasan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.

Terhadap kunjungan yang demikian beragam komentar mengemuka dan ada yang menyatakan kunjungan tersebut hanya lah sebatas kunjungan silaturrahmi biasa dan tidak ada sangkut pautnya dengan sikap Golkar yang mengusung Jokowi-Ma' ruf Amin pada pilpres.

Ada juga yang menyebut kunjungan yang demikian justru positip karena menunjukkan silaturrahim tidak boleh terputus oleh karena perbedaan pilihan politik. Semua pandangan wajar muncul dan saya mencoba melihat nya dari perspektif politik .

Ketiga tokoh yang dikunjungi itu pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Walaupun sudah tidak menjabat lagi sebagai pimpinan tertinggi pada partai, tetapi diyakini para tokoh tersebut masih punya pengaruh kuat atau sekurang kurangnya punya pengikut atau simpatisan pada partai yang didirikan 20 Oktober 1964 itu.

Bahkan menurut saya, ketiga tokoh tersebut tidak hanya punya pengaruh di parpol yang pernah mereka pimpin itu tapi juga masih punya simpatisan di masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, kuat dugaan karena posisi politiknya yang demikianlah maka pasangan yang diusung Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat itu mengadakan kunjungan ke para mantan ketua umum partai yang sangat berjaya dimasa Orde Baru itu.

Mungkin saja ada yang menyatakan kunjungan tersebut sebatas silaturrahim tetapi tidak salah juga kalau menduga ada target politik yang ingin dicapai. Seperti diketahui, jauh sebelum Jokowi memutuskan siapa pendampingnya, sebuah arus besar di parpol berlambang pohon beringin itu menginginkan agar presiden petahana itu memilih Airlangga Hartarto, Ketua Umum sebagai cawapres .

Alasan yang mereka gunakan logis juga.Jokowi kader PDIP dan diusung sebagai capres. Layaklah kalau cawapresnya berasal dari Golkar yang merupakan partai peringkat kedua pada pemilu 2014.

Memang kelompok yang menginginkan Airlangga sebagai cawapres itu tidak ada yang protes ketika Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai pasangannya. Tetapi tidak protes tentu tidak sama artinya dengan setuju.

Selanjutnya perlu juga mengingat bahwa Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung pada masanya adalah tokoh Himpunan Mahasiswa Islam bahkan Akbar pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar HMI. Sedangkan Jusuf Kalla juga merupakan tokoh HMI di Sulawesi Selatan. Sekarang keduanya bergabung di Korps Alumni HMI ( KAHMI). Disisi lain ada tokoh alumni HMI yaitu Mahfud MD yang pernah menduduki posisi Presidium Nasional KAHMI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline