Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Prabowo: AHY Cawapres, "Why Not" dan di Mana Posisi PKS?

Diperbarui: 25 Juli 2018   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Perhatian masyarakat yang berminat ke politik tertuju juga ke kawasan Kuningan Jakarta Selatan tadi malam. Seperti yang sudah dijadwalkan, Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra, tadi malam, Selasa, 24 Juli 2018 pada pukul 19.13 tiba dikediaman Presiden ke 6 RI ,Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah salam salaman, cipika cipiki kedua tokoh bangsa itu memasuki rumah dan kemudian disebuah ruangan melangsungkan pertemuan tertutup empat mata.

Masyarakat yang berminat politik menunggu terjadinya peristiwa  tersebut karena pertemuan itu diharapkan akan menjawab  beberapa pertanyaan. Pertanyaan pertama yang mengemuka ,apakah kedua parpol akan berkoalisi pada pilpres 2019.Kalau berkoalisi ,siapakah figur yang akan diusung untuk posisi capres dan cawapres.

Selanjutnya, apakah Demokrat mengharuskan AHY sebagai cawapres. Turunan dari pertanyaan yang demikian ,dengan parpol mana saja nanti koalisi akan dibangun.
Pertanyaan tersebut  mengemuka karena selama ini telah muncul anggapan  publik, bahwa PAN dan PKS akan gabung ke Gerindra.

Setelah mengadakan pertemuan  sekitar dua jam ,kedua Ketua Umum Parpol menggelar temu  pers dan terungkaplah hal hal berikut. Kedua parpol sepakat untuk berkoalisi.Artinya malam itu koalisi formal belum terbentuk. Masih akan ada pembicaraan lanjutan untuk terbentuknya koalisi.

Demokrat telah sepakat untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.SBY juga mengatakan kekuatan politik kedua parpol sudah cukup untuk mengajukan pasangan calon pada pilpres 2019.

Hal terpenting lainnya yang dikemukakan kedua Ketum Parpol ,sepakat untuk mencegah politik identitas dan mencegah politik SARA . Lalu bagaimana dengan posisi AHY
SBY mengatakan, posisi cawapres bukanlah harga mati untuk Demokrat. Walaupun Demokrat punya sikap yang demikian tetapi Prabowo mengatakan,apabila parpol koalisi mengusulkan AHY sebagai cawapres lalu dikatakannya, Why Not.

Walaupun semua pertanyaan yang ada  dihati belum terjawab sepenuhnya  dengan pertemuan dimaksud, namun ada  poin yang layak dihargai dan juga masih ada poin yang menyisakan pertanyaan.

Kesepakatan kedua Ketua Umum untuk mencegah politik identitas serta mencegah politik SARA merupakan komitmen berharga untuk merajut semangat kebangsaan kita.

Seperti yang kita saksikan pada proses pilkada DKI 2017, politik identitas sangat massif digunakan dan eksesnya  sampai sekarang  masih terasa. Semangat kebangsaan yang telah terbuhul puluhan tahun itu serasa goyah ketika politik identitas digunakan untuk kepentingan politik.

Berkaitan dengan hal tersebut maka wajar muncul pertanyaan ,apakah nantinya kedua parpol akan gabung dengan Alumni 212 untuk berjuang bersama menuju pilpres. Seperti yang kita lihat Alumni 212 ini sering menggunakan idiom idiom politik identitas dalam gerakannya.

Walaupun Gerindra tidak pernah menyatakan setuju dengan penggunaan politik identitas tetapi di sebahagian masyarakat telah terbentuk persepsi bahwa Alumni 212 akan mendukung partai ini pada pilpres.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline