Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Airlangga Ketemu SBY dan Mungkinkah Golkar Tinggalkan Jokowi?

Diperbarui: 13 Juli 2018   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nasional.kompas.com

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pada Selasa,10 Juli 2018 mengunjungi SBY, Ketua Umum Partai Demokrat di kediamannya di Kuningan Jakarta Selatan.

Mengutip Kompas.com ada beberapa informasi tentang isi pembicaraan kedua Ketua Umum Parpol tersebut yaitu: Pertama, Menurut Hinca Panjaitan, Sekjend Demokrat, pada pertemuan dimaksud Airlangga mengajak Demokrat agar gabung ke koalisi parpol pendukung Jokowi.

Kedua, menurut Airlangga  tidak ada pembicaraan soal koalisi pada Pilpres 2019. Yang dibicarakan hanya sebatas mengenai situasi politik. Ketiga, menurut Andi Arief , Wakil Sekjend Partai Demokrat, Airlangga melakukan lobi agar Demokrat dan Golkar bisa berkoalisi. Namun koalisi itu baru dilakukan apabila Airlangga tidak dipilih sebagai calon wakil presiden bagi Joko Widodo. Keempat, masih menurut Hinca Panjaitan, Demokrat, Golkar dan partai lainnya akan mengadakan pertemuan menjelang 4 Agustus untuk membicarakan pilpres.

Di sisi lain Presiden Jokowi telah menyatakan sudah punya cawapres tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya.T entang cawapres ini mengemukan komentar beberapa ketua umum parpol pendukung Jokowi yang pada intinya mengatakan mereka belum pernah diajak untuk membicarakan tentang cawapres ini. Ketua Umum parpol yang diajak Jokowi membicarakan cawapres baru hanya dengan Megawati, Ketua Umum PDIP. Pembicaraan dimaksud diadakan di Istana Batu Tulis Bogor , awal Juli 2018.

Berkaitan dengan beberapa hal yang dikemukakan diatas maka layaklah untuk mencermati posisi Golkar terhadap Jokowi pada pilpres 2019. Secara organisasi, Partai Golkar pada forum Rapat Kerja Nasional, Juli 2016 telah menyatakan sikap mendukung Jokowi pada pilpres 2019. Pada waktu itu partai berlambang pohon beringin itu masih dibawah pimpinan Setya Novanto.

Sikap yang sama tetap ditunjukkan Partai Golkar, kendati pimpinan partai telah beralih ke tangan Airlangga Hartarto. Namun pada era kepemimpinan Airlangga ini muncul tuntutan agar Ketua Umum Golkar dijadikan sebagai cawapres Jokowi. Sikap yang demikian juga telah ditunjukkan oleh fungsionaris partai dan juga oleh pimpinan partai pada tingkat daerah. Walaupun ada kenginan Golkar yang demikian namun Airlangga Hartarto selalu mengatakan partainya tetap memberi kepercayaan kepada Jokowi untuk memilih cawapresnya.

Kalau demikian halnya mengapa Airlangga harus menemui SBY dan seperti yang dinyatakan Andi Arief pada pertemuan tersebut Ketua Umum Golkar itu menyampaikan tawaran membentuk koalisi dengan Demokrat walaupun sebatas koalisi cadangan,yakni kalau Jokowi tidak memilih Airlangga sebagai cawapresnya?

Saya tidak tahu persis apakah pembentukan koalisi cadangan ini benar benar ada dikemukakan Airlangga atau tidak.Tetapi menurut hemat saya, Airlangga tahu persis posisi politiknya berkaitan dengan pilpres. Seperti diketahui, target Demokrat pada pilpres ialah menempatkan AHY sebagai cawapres.Kalau Golkar-Demokrat berkoalisi apakah Golkar berani menempatkan Airlangga sebagai capres dan AHY sebagai cawapresnya? Tentu Golkar sadar tingkat keterpilihan pasangan ini masih belum menggembirakan. Kemudian untuk bergabung dengan koalisi Prabowo rasanya juga mustahil dilakukan Golkar.

Kalau begitu menurut pendapat saya ,alasan utama Airlangga ketemu SBY memang untuk mengajak Demokrat gabung dengan parpol pendukung Jokowi.Bahwa mungkin ada pembicaraan lain dalam pertemuan tersebut bukan sesuatu yang mustahil dan bukan juga sesuatu yang substansial sifatnya.

Jajaran Golkar dan publik juga memahami bahwa Istana telah berbuat banyak untuk menyelesaikan konflik besar yang melanda Golkar pada Desember 2014-Mei 2016. Dengan mengingat jasa yang demikian dan dengan mempertimbangkan realitas politik yang ada, saya berpendapat Golkar tidak mungkin keluar dari koalisi parpol pendukung Jokowi.

Salam Demokrasi!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline