Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melalui video yang dirilis facebooknya tanggal 22Juni 2018 telah meluncurkan program baru yang disebut Galang Perjuangan. Program ini bertujuan untuk menggalang dana dari anggota maupun simpatisan Gerindra untuk membiayai terpilihnya calon calon pemimpin yang bersih ,cerdas dan berintegritas.
Innovasi dan kreasi Prabowo ini mendapat tanggapan dari berbagai kalangan dan sudah dapat dipastikan berbagai tanggapan tersebut tentu berangkat dari sikap: pro atau anti Prabowo. Parpol atau tokoh yang pro Prabowo memuji dan menghargai kreativitas mantan Pangkostrad itu. Namun sebaliknya yang kontra dengannya memberi komentar yang bernada minor. Bahkan ada komentar itu yang menyebut Gerindra atau Prabowo pura pura bokek atau tidak punya uang.
Terhadap komentar yang demikian tentu wajar muncul pertanyaan apakah Prabowo pura pura bokek atau ada hal lain yang ingin dicapainya dengan program yang diluncurkannya itu. Prabowo sudah dua kali mengikuti kontetasi pilpres. Pertama sebagai cawapresnya Mega pada pilpres 2009 dan yang kedua sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa pada pilpres 2014.
Dengan terlibat dua kali dalam pilpres tentu Prabowo sangat paham berapa besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap pertarungan pilpres.
Ada yang menyebut untuk kontestasi yang demikian dibutuhkan dana minimal 2.5 triliun rupiah. Lalu apakah Prabowo tidak punya dana sebesar itu sehingga ia perlu memobilisir dana dari masyarakat untuk membantu logistiknya?
Saya tentu tidak tahu persis seberapa besar modal yang dimilki Prabowo sehingga ia berani maju dalam pilpres nanti.Tapi menurut pendapat saya karena punya sumber dana yang cukuplah maka ia berani menyatakan pada 11 April yang lalu ,siap maju pada pilpres 2019.
Dugaan yang demikian diperkuat oleh Hasyim Djojohadikusumo ,Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra yang memastikan Prabowo masih memiliki logistik nyapres sebelum mendeklarasikan siap maju kembali pada pilpres 2019." Masih masih cukuplah " kata Hasyim ,Rabu ,28/3/2018 ( detiknews, 25/6/2018).
Selanjutnya saya berkeyakinan bahwa jumlah dana yang dapat dikumpulkan dari @ Galang Perjuangan itu tidak terlalu signifikan jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan dana pilpres. Apabila disebut dana yang dibutuhkan untuk pilpres sekitar 2,5 triliun rupiah maka supaya bisa disebut signifikan maka dana yang terhimpun dari simpatisan/anggota partai minimal satu triliun rupiah. Jujur saya ragu apakah jumlah sebesar itu akan dapat terkumpul.
Bertitik tolak dari alur pikir yang demikian maka saya berpendapat ada hal lain yang ingin dicapai Prabowo dengan programnya itu. Hal pertama yang ingin dicapai Prabowo adalah untuk memperkuat rasa kebersamaan antara dirinya dengan anggota partai maupun simpatisannya. Ketua Umum Gerindra itu ingin menunjukkan bahwa ia sangat mengharapkan peran serta semua orang agar berkenan mendukungnya pada pilpres nanti.
Cara yang demikian dapat kita pahami karena adakalanya dengan cara memberi donasi seberapapun besarnya akan menumbuhkan rasa memiliki serta rasa tanggung jawab yang semakin besar.
Misalnya pada lingkungan tempat kita tinggal ada Serikat Tolong Menolong ( STM) yang punya agenda melaksanakan berbagai kegiatan. Sesungguhnya ada orang kaya di lokasi itu dan ia bersedia menanggung semua kegiatan yang dilaksanakan oleh STM. Tetapi terhadap yang demikian sering tidak muncul rasa memiliki warga terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Tetapi kalau kegiatan ini dibiayai oleh patungan dana sesama anggota STM maka rasa tanggung jawabnya untuk memberhasilkan kegiatan itu akan lebih meningkat.
Selanjutnya dengan @ Galang Perjuangan, Prabowo ingin mengingatkan anggota dan simpatisannya bahwa yang akan mereka hadapi pada pilpres nanti adalah presiden petahana yang didukung banyak kalangan termasuk dukungan finansial.