Namanya saja Tahun Politik tentu segala hal dapat dikaitkan dengan politik. Masing-masing pihak yang terlibat dalam persaingan politik selalu mencermati apa yang dilakukan dan diucapkan oleh pesaing politiknya. Ketika tindakan atau ucapan pesaing politiknya dianggapnya salah atau mengandung kelemahan maka serta merta tindakan atau ucapan itu dikomentari bahkan dijadikan sebagai issu politik.
Suasana saling mencermati itu semakin terasa mengingat April 2019 akan dilaksanakan pemilihan presiden dan juga pemilu legislatif. Demikianlah pada Senin, 30 April 2018 bertempat di Jakarta dilaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional yang diikuti oleh semua Kepala Daerah, Menteri terkait serta jajaran perencanaan dari aparat pemerintah daerah serta dari pusat.
Seperti lazimnya, pembukaan Musrenbang ditandai dengan adanya pidato ataupun arahan Presiden RI. Pada pidato pembukaan itulah Presiden Jokowi berbicara tentang racun kalajengking. Tidak lama sesudah pidato itu usai disampaikan ,muncullah reaksi yang mencela sambutan atau pidato Jokowi itu. Sepanjang yang disimak dari berbagai pemberitaan maka dapatlah dibuat garis besar reaksi itu.
1). Sungguh tidak layak Jokowi berbicara tentang harga racun kalajengking pada forum Musrenbang.
2. Seharusnya yang disampaikan presiden ialah hal hal yang berhubungan dengan pembangunan.
3). kenapa pada forum itu tidak sekalian saya Jokowi bicara tentang cara beternak kalajengking.
4). cara bicara Jokowi menjadi seperti itu karena elektabilitasnya sudah anjlok
5. dengan konten pidato yang seperti itu maka Jokowi tidak layak lagi dipilih sebagai presiden pada pilpres 2019.
Sepanjang yang saya baca pada pembukaan Musrenbang itu memang Jokowi ada berbicara tentang racun kalajengking. Presiden mengatakan sekarang ada yang lebih berharga dari emas. Artinya bukan lagi emas benda yang paling berharga.
Menurutnya dia membaca atau memperoleh informasi bahwa saat ini harga 1 liter racun kalajengking berharga sekitar US D 10,5 juta atau setara Rp.145 M/ liter.
Tetapi menurut Jokowi adalagi yang lebih berharga dari racun kalajengking yaitu Colifornium 252 ,zat radioaktip yang harganya sekitar US D 27 juta / gram.
Jokowi melanjutkan, namun ada lagi yang lebih berharga dari itu semua yaitu Waktu.
Jadi dalam pemahaman saya Jokowi ingin mengatakan bahwa Waktu lah yang paling berharga. Tidak ada yang lebih berharga dari waktu. Karenanya hargailah waktu.
Betapa berharganya waktu Jokowi mengatakan sungguh cepat waktu berlalu dalam sepuluh tahun ini. Dalam kurun waktu inilah kita rasakan kemajuan teknologi yang luar biasa terutama teknologi informatika.
Karenanya saya menilai , diksi "racun kalajengking" yang diucapkan Jokowi itu hanyalah sebatas ilustrasi yang menunjukkan betapa berharganya waktu.
Mengingat Jokowi berbicara di forum pembangunan maka ia juga bermaksud mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk bekerja sungguh sungguh dan manfaatkanlah waktu yang tersedia dengan sebaik baiknya.
Oleh karena dalam pemahaman saya harga "racun kalajengking" itu diungkapkan dalam ilustrasi pidato maka saya melihat tidak ada yang salah disana.
Agak beda tanggapan saya kalau misalnya "kalajengking" itu termasuk dalam konten utama pidato Jokowi. Salah kah mereka yang mengomentari pidato itu yang melihatnya dari sisi negatip?. Tentu tidak ada yang salah disana ,karena itu adalah hak mereka untuk berbicara. Begitu juga halnya hak semua orang jugalah untuk menilai secara positip pidato Jokowi itu.
Pada akhirnya rakyat jugalah yang akan menilai yang mana komentar yang cerdas dan yang mana yang asal bunyi atau asbun. Pada akhirnya saya berpikir juga kenapa Jokowi bicara tentang kalajengking. Apakah dia akan memberi sengatan kepada lawan lawan politiknya atau mungkin juga ada orang yang takut dengan "sengatan" Jokowi. Presiden petahana itu bisa memberi sengatan kepada pesaing politiknya dan sengatan itu berupa elektabilitasnya yang terus meningkat.
Salam Demokrasi!