Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Gus Mus: Jangan Menyeret Agama dalam Pilkada

Diperbarui: 23 Juni 2017   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KH Mustofa Bisri atau yang sering disapa Gus Mus pasti tidak mengenal saya tetapi saya sangat mengagumi beliau oleh karena karisma dan wibawa yang dimilikinya.

Sebagaimana diketahui Muktamar Nahdlatul Ulama ke 33 pada Agustus 2015 diadakan di Jombang Jawa Timur dan acara dibuka dengan resmi oleh Presiden Jokowi.

Beberapa bulan sebelum pelaksanaan Muktamar suasana sudah terasa panas terutama antara kelompok yang mendukung pemilihan Rois Am melalui cara Ahlul Ahlil Wal Aqdi atau juga disebut Ahwa dengan yang menginginkan pemilihan secara langsung oleh Rois Cabang NU.

Tradisi Muktamar NU sebelumnya ,pemilihan Rois Am dipilih secara langsung oleh Rois Syuriah cabang tetapi metode baru Ahwa berpendapat tidak layak untuk memilih Rois Am dengan cara voting karena hal tersebut berarti mengadu suara para ulama .Untuk itu diluncurkanlah metode Ahwa yaitu masing masing cabang diberi kewenangan memasukkan tujuh nama ulama dan tujuh ulama yang paling banyak diajukan akan menjadi Ahwa  semacam lembaga para ulama yang akan memilih Rois Am.

Benarlah suasana panas itu terasa semakin mendidih pada sidang pleno pertama ketika membahas Tata Tertib Sidang.

Pihak yang pro dan kontra saling bersahut sahutan ,keriuhan dan keributan dalam sidang terjadi.Pimpinan sidang kelihatannya tidak mampu lagi memimpin dan mengendalikan sidang.Boleh dikatakan sidang pleno tersebut sudah mengalami deadlock.

Saya dan banyak peserta muktamar( muktamirin) mulai cemas apakah di Jombang di kota tempat berkiprahnya Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari,pendiri NU ,justru NU akan pecah?.

Dalam suasana genting demikianlah KH Mustofa Bisri Pelaksana Rois Am Pengurus Besar NU tampil dan mengambil mikrofon.

Dengan perlahan beliau mulai berbicara ,merunut kembali sejarah NU ,mengingatkan kembali bagaimana para pendiri NU berjuang mendirikan dan membesarkan organisasi ini.Dengan kalimat kalimatnya yang santun yang menyentuh sanubari ,para muktamirin mendengar dengan
khusyuk.Suasana yang tadinya begitu gaduh menjadi hening dan perlahan banyak muktamirin yang meneteskan air mata terutama ketika Gus Mus mengatakan ,kalau ada kelemahan dan kekurangan pada Muktamar ini merupakan kesalahan dan kelemahannya karena sebagai Pelaksana Rois Am dialah yang paling bertanggung jawab.

Isak tangis tak terbendung lagi dan Shalawat Badar pun dikumandangkan ,muktamirin lalu merujuk kepada tausyiah Gus Mus sehingga sidang sidang pun dapat dilanjutkan lagi.

Disinilah saya lihat karisma dan wibawa Gus Mus dan mungkin kalau beliau tidak turun tangan ,pelaksanaan Muktamar bisa gagal dan mungkin NU pun bisa pecah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline