Menjelang 4 November tahun lalu terasa suasana politik agak memanas antara lain karena akan digelarnya Aksi Bela Islam II atau juga disebut Aksi 411.Thema besar aksi ini " Penjarakan Ahok".Sebelum 4 November telah dilaksanakan Aksi 1410 tapi diperkirakan Aksi 411 akan jauh lebih besar lagi karena mendapat dukungan yang luas dari ummat Islam tidak hanya di Jakarta tapi juga di kota kota lainnya di republik ini.Menjelang 4 November berbagai issu ,rumor serta perkiraan politik juga muncul beraneka warna dan rumor atau kehawatiran terjadinya makar atau penggantian ideologi negara juga mengemuka.Suasana hubungan sesama anak bangsa juga terasa agak gerah karena issu atau sentimen keagamaan juga semakin menguat.Diperkirakan semuanya itu dipicu oleh sebuah peristiwa demokrasi yang akan digelar:pilgub DKI yang disebut banyak kalangan sebagai pilgub serasa pilpres karena 3 pasangan calon yang bertarung dianggap sebagai representasi pertarungan 3 pemimpin bangsa:Megawati,SBY dan Prabowo Subianto.
Ditengah suasana kegerahan politik yang demikian lalu Jokowi membuat sebuah langkah taktis yang patut diacungi jempol karena berkunjung ke kediaman pribadi Prabowo Subianto di Hambalang pada 31 Oktober 2016.Langkah Jokowi ini dipuji banyak orang karena merupakan tindakan seorang negarawan ,seorang presiden yang dengan kebesaran jiwanya bertandang ke kediaman tokoh yang merupakan rivalnya pada pilpres 2014 yang lalu.Prabowo Subianto kompetitor Jokowi 3 tahun yang lalu menyambut dengan hangat kedatangan Jokowi lalu terlihat begitu intim yang antara lain terekam melalui snapshot yang indah masing masing menunggang kuda ,tersenyum ,bercanda dan tertawa.
Prabowo menegaskan ia akan mendukung terus pemerintahan Jokowi sampai 2019 nanti karena demikianlah amanat konstitusi.
Pertemuan kedua pemimpin bangsa itu tentu sesuatu yang perlu kita teladani karena mereka berdua pernah berseteru tetapi ketika proses demokrasi pilpres selesai mereka bersahabat,saling menghargai dan bertekad untuk menjaga konstitusi,keutuhan NKRI serta tetap langgengnya Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
15 Pebruari yang lalu adalah Hari Pemungutan Suara untuk Pilgub DKI dan berdasarkan hasil hitung cepat yang akan melaju keputaran kedua ialah Ahok-Djarot bertarung melawan Anies-Sandiaga.Pasangan Anies-Sandiaga diusung oleh Gerindra-PKS dan terlihat Prabowo Subianto langsung turun gunung ikut berkampanye untuk memenangkan pasangan ini.Karena Anies-Sandiaga diusung Gerindra dan Prabowo ikut langsung turun gunung maka kemenangan pasangan ini juga merupakan kemenangan dan kehormatan bagi Prabowo pribadi.Berdasarkan alasan objektif dan subjektif tentu sudah dapat diperkirakan mantan Panglima Kostrad itu akan berusaha dan bertarung all out memenangkan jagoannya.
Menurut perkiraan pertarungan Anies-Ahok akan semakin seru karena sekarang hanya 2 pasangan yang berhadapan.Diperkirakan Ahok -Djarot tetap dengan thema mengusung keberhasilan nya selama memimpin DKI disertai dengan perlunya menghargai dan menghormati kemajemukan bangsa.Tentu juga pasangan ini akan menyerang Anies-Sandiaga dari sudut kelemahan mereka karena belum pernah langsung turun memerintah sebuah daerah jadi yang dikemukakan hanyalah sebatas teori semata.Disisi lain Anies-Sandiaga akan melancarkan serangan dengan cara mengungkapkan berbagai kelemahan program maupun pribadi Ahok-Djarot selama memimpin Jakarta.Anies -Sandi juga akan mengemukakan program kerjanya seraya menekankan pemimpin itu harus santun dan ber etika.Tetapi lebih dari itu diduga tim sukses pasangan ini akan memunculkan juga thema yang mengandalkan sentimen keagamaan seperti pemilih Muslim harus memilih pemimpin yang seakidah.Kemungkinan besar justru thema ini nanti yang akan lebih mencuat.
Berkaca kepada masa sebelum pilgub putaran pertama terlihat thema agama ini mampu menggerakkan sebahagian ummat Islam untuk melaksanakan Aksi Bela Islam oleh karena Ahok telah melakukan penistaan agama yang sekarang sidangnya sedang bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.Apabila nanti thema agama ini dieksploitasi disinilah timbul kehawatiran terjadinya gesekan antar sesama warga bangsa dan punya potensi untuk mengancam semangat persatuan dan kesatuan kita.
Disisi lain dengan diaktipkannya kembali Ahok sebagai Gubernur DKI juga telah memunculkan persepsi bahwa pemerintah berpihak kepada Ahok mengingat beberapa pakar hukum berpendapat dengan menyandang status terdakwa,mantan Bupati Belitung Timur tersebut harus diberhentikan sementara dari jabatannya sebagai Gubernur DKI.
Dengan aktipnya Ahok maka ia akan leluasa menjalankan berbagai aktivitas sebagai Gubernur seperti blusukan ,mendatangi warga dan berbagai kegiatan lainnya yang pada akhirnya bermuara kepada peningkatan elektabilitasnya.Untuk mengimbangi aktivitas Ahok maka diduga soliditas ke ummatan akan semakin kuat pula karena muncul perasaan ketidak adilan dengan kebijakan pemerintah yang mengaktipkannya kembali.
Dengan posisi yang demikian diperkirakan suhu politik akan semakin meningkat. Kalau suhu politik semakin memanas salah satu cara untuk mendinginkannya ialah melalui pertemuan pemimpin pemimpin bangsa sebagaimana yang telah dilakukan Jokowi-Prabowo di Hambalang pada 31 Oktober tahun lalu.
Tetapi dalam kontestasi pilgub DKI putaran kedua dan dengan berbagai kepentingan politik yang menyelimutinya menjadi muncul pertanyaan akankah Jokowi akan bertemu dengan Prabowo Subianto lalu seperti dulu sama sama menunggang kuda lagi.
Rasanya publik memang menunggu momen itu.
Salam Persatuan !.