Lihat ke Halaman Asli

Afifuddin lubis

TERVERIFIKASI

Ibu Selalu Bercerita

Diperbarui: 2 September 2016   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai kanak kanak ,saya dengan saudara saudara serta para sepupu,Malam Minggu adalah malam yang kami nantikan karena setiap malam minggu Ibu selalu akan bercerita.Sekitar lima belas orang kami duduk di ruang tamu diatas tikar berbentuk melingkar  dan duduk di tengah Ibu memulai ceritanya.Saya beruntung punya Ibu yang pandai bercerita dan juga memperagakan dengan gerak tubuhnya untuk mendukung materi cerita yang disampaikan.Ketika cerita tentang "Kancil yang cerdik"kami bisa tertawa terkekeh kekeh karena kancil yang cerdik bisa mengalahkan binatang binatang lain termasuk binatang yang besar dan buas seperti harimau.Kami juga sangat tekun mendengar cerita tentang "Si Bisuk Na oto",sebuah cerita lokal yang menggambarkan seseorang yang pandir tetapi mempunyai banyak kearifan.Tetapi saya dan pendengar yang lain akan menangis terharu kalau Ibu cerita tentang "Hans" seorang bocah yang terpisah dari orang tuanya akibat perang dan bagaimana menderitanya Hans karena dalam suasana perang harus terus hidup walapun tanpa orang tua yang ia cintai.

Sesudah masa Ibu bercerita itu berlalu puluhan tahun tapi sampai sekarang saya menikmati suasana itu,suasana hati yang gembira,kumpul dengan saudara,ada emosi yang teraduk aduk ada rasa haru yang dalam dan lebih dari itu dari sekian banyak cerita cerita itu ada banyak sekali "nilai nilai "yang ditanamkan kepada sanubari.Nilai nilai itu antara lain,bagaimana beruntungnya masih punya orang tua,nilai nilai kejujuran,kebajikan,suka menolong dan perlunya menuntut ilmu dan jangan sombong serta jangan menganggap rendah kepada orang lain.Menurut saya bercerita kepada anak adalah sebuah medium yang sangat efektif untuk "mengisi dan mengajari" anak tentang betbagai hal yang berhubungan dengan kebajikan.

Masih tentang "bercerita",dulu ketika masih pada tingkat Sekolah Dasar ,kami para murid diharuskan bercerita di depan kelas tentang apa saja,misalnya bagaimana kegiatan membantu orang tua di rumah,apa saja yang dilakukan ketika libur sekolah dan berbagai topik lainnya.

Juga ketika masih Sekolah Dasar ada mata pelajaran "Mengarang",artinya setiap murid membuat sebuah karangan dengan tulis tangan diatas selembar kertas dan dikerjakan di kelas.Topiknya bisa topik bebas atau topik yang ditentukan oleh guru.Saya masih ingat salah satu topik karangan yang ditentukan oleh guru :"Siapa menggali lobang dia sendiri yang akan terperosok kedalamnya".Topik ini adalah judul yang juga merupakan peribahasa atau ungkapan,tetapi banyak juga kami membuat karangan tentang orang yang betul-betul jatuh ke lobang yang digalinya sendiri padahal maksud pepatah tersebut siapa yang merencanakan kejahatan ia sendiri akan celaka akibat dari kejahatannya itu sendiri.

Menurut hemat saya mata pelajaran bercerita dan mengarang sangat penting artinya karena biarpun masih anak-anak tetapi sudah diajari menulis atau mengungkapkan kata-kata yang sistematis menurut ukuran anak anak dan juga "dipaksa" menguasai perbendaharaan kata yang baik sehingga teman teman satu kelas mengerti apa yang dimaksudkan.Kelihatannya sederhana tetapi memberi arti yang sangat besar dalam pertumbuhan anak.Saya tidak mengetahui dengan pasti pada tingkat Sekolah Dasar sekarang ini mata pelajaran apa yang akan mengakomodir hal hal tersebut.

Betapa efektifnya kesan cerita-cerita Ibu pada waktu kanak-kanak,terbukti saya yang sudah berusia puluhan tahun tetapi saya tetap mengingat dan mengenangnya.Untuk para Ayah dan Ibu yang masih punya anak yang duduk di tingkat Sekolah Dasar "paksakanlah diri"meluangkan waktu bercerita kepada anak karena dengan demikian komunikasi dengan anak terjalin dengan mesra dengan baik serta ada nilai nilai yang ditanamkan dan diajarkan.

Puluhan tahu berlalu tapi saya tet mengenang cerita-cerita Ibu.

Selamat bercerita kepada Anak!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline