Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid

Diperbarui: 12 November 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada modul 1 telah dijelaskan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap murid adalah pribadi yang unik  dan memiliki kodratnya  dengan segala keragaman.

Sebagai pendidik, kita harus memiliki nilai inovatif dan berpihak pada murid sehingga kita dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat yang dimiliki murid kita.

Peran kita sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menguatkan budaya positif pada ekosistem pembelajaran di kelas sehingga kondusif dan menyenangkan.  Visi seorang guru penggerak tentunya harus mampu mewujudkan murid yang bahagia, selamat sehingga mampu bertumbuh kembang secara optimal dengan berkarakter profil pelajar Pancasila.

Kita meyakini bahwa murid merupakan pribadi yang unik maka tentunya anak didik kita di kelas sangat beragam. Keberagaman yang mereka miliki sangat luas. Hal ini dikarenakan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai kemampuan ekonomi berbeda, bahkan bukan hal yang tidak mungkin juga memiliki keberagaman fisik dan intelektualitas.  Dari keberagaman murid-murid kita ini maka sudah seyogyanya kita sebagai pendidik mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.

Pembelajaran diferensiasi dapat menjadi jawaban atas tantangan keberagaman profil murid kita. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang didesain sesuai dengan kebutuhan murid kita. Kegiatan pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti guru mengajar dengan cara yang berbeda untuk setiap murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.

4.  Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran (kemdikbudristek, 2022, h.29).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline