Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Kapasitas Diri Vs Beban: Langkah Praktis Mengatasi Burnout

Diperbarui: 9 Januari 2025   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Burnout | SHUTTERSTOCK

Burnout. Kata ini sudah cukup sering kita dengar, terutama di kalangan pekerja, mahasiswa, dan bahkan ibu rumah tangga. Burnout bukanlah hal sepele, melainkan kondisi yang bisa memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Namun, dalam dunia yang penuh tekanan ini, sering kali kita cenderung mengabaikan sinyal tubuh dan pikiran yang sudah kelelahan. Mengapa? Salah satunya karena kita terlalu fokus pada apa yang harus dilakukan, bukan pada siapa diri kita yang sedang melakukannya.

Mari kita bahas lebih dalam, dengan melihat konsep kapasitas diri dan beban serta strategi untuk mengatasi burnout dengan cara yang lebih bijak dan sehat.

Kapasitas Diri: Lebih dari Sekedar Kemampuan

Kapasitas diri seringkali hanya dipahami sebatas kemampuan fisik atau intelektual kita. Padahal, kapasitas diri yang sebenarnya jauh lebih kompleks. Ia mencakup kemampuan mental, emosional, spiritual, dan tentu saja fisik. Setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda, dan kita seringkali berusaha mengukur kapasitas kita dengan standar orang lain, padahal setiap individu itu unik.

Misalnya, saat kita melihat teman yang selalu produktif, bisa bekerja tanpa henti, dan tampak selalu ceria, kita sering merasa seolah-olah kita harus bisa seperti itu. Padahal, kapasitas diri masing-masing orang tidak sama. Beberapa orang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk recharge, sementara yang lain mungkin bisa tetap semangat meski dalam tekanan.

Seiring waktu, jika kita terus-menerus memaksakan diri untuk "menyamakan standar" tersebut, kita akhirnya kehilangan keseimbangan. Jika kapasitas kita dipaksa untuk selalu berada di luar batas, burnout pun siap menanti.

Beban yang Terus Bertambah: Faktor Pemicu Burnout

Beban adalah segala hal yang kita hadapi dalam hidup: pekerjaan, tugas kuliah, masalah keluarga, atau bahkan harapan-harapan yang kita letakkan pada diri sendiri. Beban ini bukan hanya fisik, tapi juga bisa mental dan emosional. Dalam beberapa kasus, kita bahkan tidak sadar telah menumpuk beban dalam pikiran dan hati, karena kita terlalu sibuk untuk menyelesaikan tugas atau memenuhi ekspektasi.

Misalnya, seorang pekerja kantoran dengan jam kerja panjang dan deadline ketat mungkin merasa tertekan setiap hari. Namun, jika ditambah dengan masalah pribadi yang belum selesai, seperti hubungan yang tidak harmonis atau masalah kesehatan, beban akan semakin terasa berat. Bahkan hal-hal kecil yang tampaknya tidak signifikan bisa menambah stres kita, jika ditumpuk tanpa disadari.

Namun, apakah beban tersebut selalu negatif? Tentu tidak. Ada beban yang membuat kita berkembang dan belajar, tetapi ada juga beban yang bisa menghancurkan. Kuncinya ada pada bagaimana kita mengelola beban itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline