Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Inspirasi Dimulai dari Guru

Diperbarui: 16 Desember 2024   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspirasi dimulai dari Guru | HERYUNANTO/KOMPAS

"Jika kita mengajarkan hari ini seperti kita mengajarkan kemarin, kita merampas masa depan dari anak-anak kita." John Dewey (1916) 

Guru adalah sumber inspirasi yang tak pernah berhenti memberi. Setiap tindakan mereka—baik yang terlihat maupun yang tersembunyi—membentuk masa depan siswa dengan cara yang seringkali tidak kita sadari. 

Sebagai seorang pendidik, kita memiliki kemampuan untuk menyalakan api semangat dalam diri anak-anak, memotivasi mereka untuk mengejar impian dan cita-cita yang mungkin sebelumnya tampak tak terjangkau. Guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembuka jalan menuju kesuksesan.

Pandangan ini sejalan dengan pemikiran John Dewey, yang menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana membentuk masyarakat demokratis. Dewey percaya bahwa guru bukan sekadar pengajar, tetapi fasilitator yang membantu siswa berkembang secara intelektual dan emosional. Dalam konteks ini, tindakan kecil seorang guru, seperti memberi pujian atau kritik konstruktif, dapat menjadi katalisator bagi perubahan besar dalam kehidupan siswa.

Namun, filsafat postmodern seperti yang diungkapkan oleh Michel Foucault mengingatkan kita bahwa pendidikan juga merupakan arena kekuasaan. Guru memiliki peran strategis dalam mendistribusikan "pengetahuan" yang membentuk cara siswa memandang dunia. Oleh karena itu, seorang guru tidak hanya bertanggung jawab atas isi pelajaran, tetapi juga harus menyadari dampak etis dan sosial dari setiap interaksinya.

Guru sebagai Sumber Motivasi

Fakta menunjukkan bahwa guru memiliki potensi besar sebagai inspirasi utama siswa. Di Jepang, guru dihormati tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga mentor yang membantu siswa menemukan tujuan hidup mereka. Mereka mengajarkan nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, dan kolaborasi yang ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan siswa. Hal ini mengingatkan pada pemikiran Max Weber tentang etika kerja yang menekankan disiplin sebagai elemen kunci dalam mencapai kesuksesan.

Di Indonesia, meskipun tantangan pendidikan masih ada, kita melihat bagaimana guru mulai bertransformasi menjadi penggerak perubahan. Di sekolah-sekolah seperti SMA Regina Pacis Jakarta, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menjadi inspirasi untuk membentuk siswa yang siap menghadapi dunia yang berubah cepat. 

Perspektif ini relevan dengan pandangan Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed (1970), yang menekankan bahwa guru harus menjadi mitra pembelajaran, bukan otoritas tunggal. Inspirasi sejati datang dari hubungan dialogis antara guru dan siswa.

Menyadari Kekuatan Inspirasi dalam Pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline