Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Jangan Stress? Maka Jangan Sukses!

Diperbarui: 1 Desember 2024   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar dari Generative AI; Prompter by Maran

Pernahkah Anda diberitahu, "Jangan stress!" ketika Anda sedang menghadapi tantangan besar? Atau mungkin Anda sendiri yang berkata demikian kepada orang lain? Namun, mari berhenti sejenak dan bertanya: Apakah hidup tanpa stres benar-benar ideal? Jika stres adalah musuh, mengapa ia muncul justru ketika kita sedang mengejar sesuatu yang penting? Apakah mungkin sukses tanpa stres? Paradoks ini mengundang kita untuk melihat stres bukan sebagai sesuatu yang harus dilawan, melainkan dipahami dan dikelola.

Dalam homili yang disampaikan oleh Romo Richard,SS.CC pada pemberkatan Ruang pertemuan Santo Damian malam ini, ia menegaskan bahwa stres adalah hal normal dan bahkan menjadi indikator bahwa seseorang sedang memperjuangkan sesuatu yang bernilai. Artikel ini mengulas mengapa stres tidak seharusnya dianggap musuh, bagaimana psikologi modern menjelaskan manfaat stres, serta strategi manajemen stres yang mendukung perjalanan menuju kesuksesan.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984), stres adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya, di mana seseorang merasa bahwa tuntutan lingkungan melebihi sumber daya yang ia miliki. Namun, tidak semua stres bersifat negatif. Selye (1974) memperkenalkan konsep eustress (stres positif) dan distress (stres negatif). Eustress muncul ketika stress mendorong seseorang untuk beradaptasi, belajar, dan berkembang, sementara distress terjadi ketika tekanan menjadi berlebihan atau tidak terkendali.

Mengapa Stres Menjadi Bagian dari Kesuksesan?

  1. Stres Memicu Pertumbuhan
    Ketika kita menghadapi tantangan besar, tubuh kita mengaktifkan sistem respons stres. Kortisol dan adrenalin, hormon yang dilepaskan selama stres, meningkatkan fokus dan energi (McEwen, 1998). Ini memungkinkan kita bekerja lebih efisien dalam situasi yang menantang. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang harus merangkum 25 jurnal mungkin merasa stres. Namun, melalui proses itu, ia memperkuat keterampilan analisis, manajemen waktu, dan ketahanan mentalnya.

  2. Stres Menunjukkan Prioritas
    Stres sering muncul saat kita menghadapi sesuatu yang penting. Jika seseorang benar-benar bebas dari stres, apakah itu berarti hidupnya bebas dari tujuan atau makna? Frankl (1963) dalam bukunya Man's Search for Meaning menyatakan bahwa manusia membutuhkan tujuan yang memberi makna, meskipun itu datang dengan risiko stres.

  3. Stres sebagai Indikator Ambisi
    Orang yang berani bermimpi besar sering kali menghadapi stres yang lebih besar. Ini adalah tanda bahwa mereka berani keluar dari zona nyaman. Dalam konteks ini, stres tidak hanya menjadi beban, tetapi juga tanda bahwa kita sedang berada di jalur menuju pencapaian besar.

Meskipun stres memiliki nilai positif, jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat berubah menjadi ancaman bagi kesehatan fisik dan mental. Stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah seperti kelelahan, kecemasan, depresi, hingga penyakit kardiovaskular (Sapolsky, 2004). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari strategi manajemen stres yang efektif.

Strategi Modern untuk Mengelola Stres

  1. Mindfulness dan Kesadaran Diri
    Kabat-Zinn (1990) mempopulerkan praktik mindfulness, yaitu menjaga kesadaran penuh pada momen saat ini tanpa menghakimi. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional (Brown & Ryan, 2003).

  2. Reframing Stress
    Alih-alih melihat stres sebagai ancaman, kita dapat melatih diri untuk melihatnya sebagai peluang. Studi Crum et al. (2013) menemukan bahwa individu yang memandang stres sebagai sesuatu yang positif cenderung memiliki performa yang lebih baik dan kesehatan yang lebih baik dibandingkan mereka yang menganggap stres sebagai ancaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline