Senin, 11 November 2024, suasana di ruang kepala sekolah SMA Regina Pacis Jakarta dipenuhi semangat dari enam calon pemimpin OSIS yang siap menciptakan perubahan. Di tengah suasana diskusi santai dan penuh inspirasi, saya berkesempatan berbincang dengan tiga calon ketua dan tiga calon wakil ketua OSIS. Mereka adalah para murid yang berani mengajukan diri untuk menjadi pemimpin dan membawa aspirasi mereka bagi seluruh murid SMA Regina Pacis.
Pertemuan yang berlangsung tepat pukul 13.00 ini dimulai dengan pertanyaan mendasar: "Mengapa kalian ingin menjadi pemimpin?" Saya ingin memastikan bahwa motivasi mereka untuk mencalonkan diri tidak hanya sekadar mengejar jabatan, tetapi benar-benar lahir dari keinginan kuat untuk berkontribusi. Keenam calon pemimpin ini dengan antusias mengungkapkan motivasi serta visi mereka masing-masing. Mereka memahami bahwa kepemimpinan adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kerap kali tidak mudah. Ketika saya menanyakan kesiapan mereka menghadapi hal-hal tak terduga dalam kepemimpinan, mereka menjawab dengan yakin bahwa mereka siap untuk memimpin dan menghadapi segala konsekuensinya.
Visi dan Program Kerja Calon Ketua OSIS
Para calon ketua OSIS tahun ini memiliki visi yang unik namun saling melengkapi. Masing-masing dari mereka membawa gagasan segar dan program unggulan untuk OSIS periode 2025 yang diyakini dapat memberikan dampak nyata bagi seluruh murid.
Joshua Moses Budiman -- Moses memiliki visi menjadi pemimpin inspiratif yang menekankan pada komunikasi terbuka dan kolaboratif. Bagi Moses, pemimpin yang efektif adalah mereka yang mampu menjalin komunikasi yang jujur dan terbuka dengan semua anggota organisasi, sehingga tercipta suasana kolaboratif yang produktif. Program unggulan Moses, yang ia namai STAR (program tahunan), berfokus pada pengembangan kemampuan murid melalui kegiatan studi banding dan pelatihan kepemimpinan. Selain itu, Moses berencana mengadakan program Re Visit dan WaBau untuk memberikan pengalaman baru bagi murid dalam hal kepemimpinan dan inovasi.
Retorika Putri Elbika -- Dengan fokus pada tata kelola organisasi yang unggul dan berintegritas tinggi, Retorika bercita-cita membangun OSIS yang profesional dan transparan. Ia ingin memastikan bahwa OSIS memiliki standar yang kuat dalam menjalankan organisasi dengan baik dan memegang integritas sebagai dasar kepemimpinan. Program kerja Retorika antara lain Re-collab, Sharing to Care (kegiatan berbagi untuk meningkatkan kepedulian sosial), dan START yang mencakup berbagai kegiatan kreatif untuk membangun budaya literasi di kalangan murid.
Virginia Nadine Meira -- Nadine ingin melanjutkan program-program OSIS sebelumnya yang dirasa bermanfaat dan berdampak positif bagi murid. Ia juga berkomitmen untuk membuka ruang bagi setiap murid agar bisa mengembangkan kreativitas mereka. Nadine mengusung program Recis MSL (Mission, Service, Learning) yang berfokus pada pembentukan karakter murid melalui kegiatan sosial dan pembelajaran berorientasi layanan. Ia percaya bahwa dengan program ini, OSIS dapat menjadi wadah yang mampu mengakomodasi aspirasi dan kreativitas murid.
Visi dan Program Kerja Calon Wakil Ketua OSIS
Selain para ketua, calon wakil ketua OSIS juga menunjukkan komitmen kuat mereka dalam mendukung program-program yang berorientasi pada pengembangan diri dan kepedulian sosial.
Anjani Pevita E. -- Anjani memiliki visi menjadikan OSIS sebagai saluran berkat bagi setiap orang di lingkungan sekolah dengan mengamalkan nilai-nilai CHIPS. Ia percaya bahwa dengan menerapkan nilai-nilai ini, OSIS akan dapat memberikan kontribusi positif yang berdampak luas bagi seluruh murid. Anjani berkomitmen untuk mendukung berbagai kegiatan sosial yang memupuk kepedulian antar murid.
Clarissa Faith Imanuella -- Clarissa berfokus pada program yang ia sebut Starise, yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat murid melalui kegiatan seni dan kreativitas. Selain itu, Clarissa ingin mengadakan program Re-earth (gerakan peduli lingkungan) dan Re-heritage Festival yang berfokus pada pelestarian budaya. Melalui program-program ini, Clarissa berharap bisa menggerakkan murid untuk lebih peduli terhadap lingkungan serta memahami dan menghargai warisan budaya yang dimiliki.