Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Fortes in Fide et Virtute: Mengokohkan Pancasila dan Iman di Era Kewirausahaan

Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi@2024

Sambutan Pembina Upacara - Hari Kesaktian Pancasila  1 Oktober 2024

Selamat pagi Bapak/Ibu Guru dan anak-anak yang saya kasihi.

Ketika saya masih duduk di bangku SD dan SMP, upacara Hari Kesaktian Pancasila sering kami lewati dengan rasa kantuk. Namun, menariknya, hampir tidak pernah ada yang jatuh pingsan. Kami kantuk bukan karena malas, melainkan karena malam sebelumnya, pada tanggal 30 September, kami selalu menonton layar tancap yang menayangkan film tentang tragedi G 30 S/PKI. Bagaimana dengan zaman kalian? Pasti sangat berbeda. Di antara para guru di sini, mungkin ada yang tidak mengalami masa itu, apalagi para peserta didik yang jauh dari era tersebut. Kini, kantuk saat upacara mungkin lebih sering disebabkan oleh bermain game hingga larut malam.

Namun, apapun tantangan kita hari ini, peringatan Hari Kesaktian Pancasila tetap menjadi kesempatan refleksi atas pentingnya menjaga dan mengamalkan ideologi bangsa kita. Di SMA Regina Pacis Jakarta, nilai-nilai Pancasila bukan hanya dikenang tetapi dihayati dalam setiap langkah hidup kita, sejalan dengan visi misi sekolah yang menekankan keadilan, persatuan, dan tanggung jawab sosial.

Pada hari yang sama, kita juga memasuki Bulan Rosario, sebuah momen penting dalam tradisi Gereja Katolik. Dalam peristiwa Pesta Pernikahan di Kana, Maria menunjukkan teladan kesetiaan dan kepeduliannya. Ketika melihat bahwa tuan rumah kehabisan anggur, Maria meminta Yesus untuk melakukan mukjizat, meski belum saat-Nya. "Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah itu," kata Maria. Teladan Maria ini mengajarkan kita untuk selalu menyerahkan hidup kita kepada kehendak Tuhan, sambil tetap berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi sesama.

Ketekunan dalam devosi kepada Bunda Maria juga terlihat dalam sosok Paus Yohanes Paulus II. Devosinya yang begitu mendalam kepada Maria tercermin dalam motonya, Totus Tuus (Sepenuhnya Milikmu), yang menunjukkan penyerahan total kepada Bunda Maria. Devosi inilah yang menginspirasinya untuk memperkenalkan Peristiwa Terang dalam doa Rosario, peristiwa yang menyoroti kehidupan Yesus dalam karya pelayanan-Nya, dari pembaptisan hingga institusi Ekaristi. Melalui Peristiwa Terang, Paus Yohanes Paulus II ingin mengajak umat beriman untuk merenungkan pentingnya terang Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Hari ini juga merupakan momen penting bagi SMA Regina Pacis Jakarta yang sedang melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kewirausahaan. Dalam tema ini, kita belajar untuk mengasah kreativitas, inovasi, dan kemandirian dalam dunia bisnis. Semangat ini sejalan dengan jiwa Pancasila yang mengedepankan kemandirian bangsa dalam membangun kesejahteraan. Hari ini, kita juga akan mendapatkan inspirasi dari tiga alumni kita yang telah sukses di dunia kewirausahaan. Kehadiran mereka di sini untuk berbagi pengalaman dan memberikan semangat kepada kita semua, agar ide-ide bisnis yang telah mulai didiskusikan kemarin bisa lebih berkembang dan menjadi kenyataan.

Semoga melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan awal Bulan Rosario ini, kita semakin teguh dalam iman dan kebajikan, serta semakin siap menghadapi tantangan di masa depan, baik sebagai pelajar, warga negara, maupun umat Katolik. Tuhan memberkati. Ad Veritatem Per Caritatem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline