Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Empat Kunci Kelas Bahagia

Diperbarui: 17 Agustus 2024   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar dari pixabay.com

Manajemen kelas berbasis personalisasi adalah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada pengajaran materi, tetapi juga memperhatikan kebutuhan emosional dan sosial peserta didik. 

Guru dalam kurikulum merdeka didorong untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam membangun suasana kelas yang mendukung perkembangan karakter peserta didik secara utuh. 

Melalui metode seperti Happy Mail, Classroom Management, Parent Communication, dan Positive Notes Home, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan memotivasi.

  1. Happy Mail: Menyentuh Hati Peserta Didik

Dalam konsep Happy Mail, guru memberikan pesan-pesan positif atau surat kebahagiaan kepada peserta didik secara berkala. Pesan ini bisa berupa apresiasi terhadap kerja keras peserta didik, dorongan semangat, atau sekadar ucapan terima kasih atas partisipasi mereka di kelas. Hal sederhana ini bisa memiliki dampak besar pada motivasi peserta didik. Mereka merasa dihargai dan diperhatikan, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri dan semangat belajar.

Happy Mail adalah cara yang sangat efektif untuk membangun hubungan emosional yang kuat antara guru dan peserta didik. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mungkin merasa rendah diri dan kehilangan minat. Dengan menerima surat yang berisi dukungan dari gurunya, ia akan merasa lebih termotivasi untuk mencoba lagi. Selain itu, Happy Mail juga bisa menjadi alat untuk memperkuat karakter peserta didik seperti rasa tanggung jawab dan kemandirian.

  1. Classroom Management: Memperkuat Kepemimpinan Guru

Pengelolaan kelas yang baik adalah kunci sukses dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Dalam kurikulum merdeka, guru diharapkan dapat mengelola kelas dengan lebih fleksibel, namun tetap terstruktur. 

Pendekatan personalisasi menuntut guru untuk memahami karakter dan kebutuhan setiap peserta didik, sehingga aturan dan batasan kelas bisa disesuaikan dengan kondisi individual peserta didik tanpa kehilangan kontrol.

Salah satu contoh manajemen kelas berbasis personalisasi adalah dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengungkapkan pendapat dan ide-ide kreatif mereka. 

Misalnya, guru bisa mengadakan sesi brainstorming di mana peserta didik bebas mengajukan usulan mengenai proyek atau aktivitas kelas. Ini tidak hanya melatih kreativitas peserta didik, tetapi juga memberikan mereka rasa memiliki terhadap kegiatan belajar. Dengan demikian, peserta didik lebih terlibat dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif di kelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline