Lihat ke Halaman Asli

Yulius Maran

Educational Coach

Menangkal Jeratan Perdagangan Orang: SMA Regina Pacis Jakarta Gelar Sosialisasi TPPO

Diperbarui: 25 Mei 2024   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: dok Markom Recis Jakarta

Kasus perdagangan orang (TPPO) masih menjadi momok menakutkan di Indonesia. Data terbaru dari Badan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 2.377 kasus TPPO berhasil ditangani. Dari jumlah tersebut, 1.722 korban berhasil dipulangkan ke tanah air, 23 korban masih dalam proses pemulangan, dan 532 korban masih dalam proses identifikasi.

Model-model TPPO pun semakin beragam, mulai dari eksploitasi tenaga kerja, eksploitasi seksual, hingga eksploitasi organ tubuh. Para pelaku TPPO memanfaatkan berbagai cara untuk menjerat korban, seperti tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi, iming-iming kehidupan yang lebih baik, hingga penculikan dan paksaan.

Menyadari bahaya TPPO yang semakin marak, SMA Regina Pacis Jakarta menggelar kegiatan sosialisasi TPPO pada Jumat, 17 Mei 2024. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang aula sekolah ini dihadiri oleh 102 peserta didik, 20 guru dan staf, serta para aktivis anti-perdagangan orang dari berbagai organisasi.

Para narasumber dalam kegiatan ini antara lain Pastor: P. Antonius N. Bimo Nugroho, OFM dan P. Michael Gabra Santrio, OFM dari JPIC Indonesia, Sr. Valentina FSGM, Sr. Anselin FSGM dari Lampung, Sr. Elisa SFS dari Sukabumi, Sr. Agnes Eno FMM, Sr. Yuliana Minus, FMM dari Jakarta, Ibu Siti Badriah penintas TPPO yang saat ini jadi pengacara di Migran Care, Magdalena Pasaribu dari Yayasan IJMI, dan Mbak Linda Januarti Penyintas TPPO yang saat ini bekerja sebagai relawan di Komunitas Talita Kum.

Sosialisasi ini tidak hanya diisi dengan penyampaian materi, tetapi juga sesi tanya jawab dan diskusi. Para peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini dan banyak yang mengajukan pertanyaan kepada para narasumber.

Salah satu pertanyaan menarik datang dari Ibu Erika, Guru Fisika SMA Regina Pacis. Beliau bertanya tentang bagaimana peran guru dan orang tua dalam mendampingi anak remaja agar tidak terjebak dalam jeratan TPPO.

Suster Irene, OSU menanggapi pertanyaan tersebut dengan dua poin penting. Pertama, perdagangan orang sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan kisah Yusuf dalam Alkitab Perjanjian Lama merupakan salah satu contohnya. Kedua, pelaku perdagangan orang banyak berasal dari orang dekat, seperti keluarga dan sahabat.

Oleh karena itu, Suster Irene menekankan pentingnya untuk bijak dalam bergaul dan kritis dalam melihat tawaran pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi. Beliau juga mengingatkan agar berhati-hati terhadap tawaran kerja online, dan memastikan perusahaan yang menawarkan pekerjaan tersebut terdaftar dan terpercaya.

Kisah Inspiratif Para Penyintas TPPO

Sosialisasi TPPO di SMA Regina Pacis ini semakin berkesan dengan kehadiran para penyintas TPPO yang membagikan kisah inspiratif mereka. Ibu Siti Badriah, penyintas TPPO yang saat ini menjadi pengacara di Migran Care, menceritakan pengalamannya ditipu dan dipaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Beliau berhasil kabur dan kembali ke Indonesia, dan kini aktif membantu para korban TPPO lainnya.

Magdalena Pasaribu dari Yayasan IJMI menceritakan kisah para migran Indonesia yang dieksploitasi di luar negeri. Beliau menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan bagi para migran agar terhindar dari TPPO.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline