Tulisan ini terinspirasi dari obrolan saya dan teman-teman Kepala Sekolah yang tergabung dalam pengurus MKS MPK KAJ pada hari Selasa, 12 September 2023 ketika kami mengkritisi tentang menu program yang akan dijalankan selama satu tahun kedepan. Kami melihat program yang beragam yang ditawarkan dan ingin mengerucut kepada program prioritas agar sekolah-sekolah di bawah MPK KAJ mempunya sebuah ciri khas dari generasi ke generasi.
Di sisi lain, ada tantangan bahwa idealisme itu tidak bisa diseragamkan begitu saja. Sekolah-sekolah di bawah MPK tentu mempunyai karakteristik masing-masing. Oleh karena itu banyaknya program yang ditawarkan sejatinya bukan sebuah urgensi untuk dikurangi, namun dihargai sebagai sebuah keberagaman pilihan dan kondisi. "Ditawarkan keragaman ini ibarat MPK KAJ menyediakan hidangan prasmanan bagi sekolah-sekolah dan mereka bebas memilih sesuai kebutuhan masing-masing," imbuh Romo Edu, SJ Kepala SMA Kolese Gonzaga, Jakarta dalam rapat tersebut.
Filosofi Hidangan Prasmanan: Pembelajaran Diferensiasi di Kelas
Pendidikan adalah proses yang sangat pribadi. Setiap peserta didik memiliki minat, kekuatan, dan kebutuhan yang berbeda. Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, penting bagi guru untuk menghadirkan pendekatan yang memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Salah satu pendekatan yang muncul dan semakin populer dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran berdiferensiasi. Untuk menjelaskan konsep ini, kita dapat menggunakan analogi yang menarik: filosofi hidangan prasmanan.
1. Ragam Pilihan
Hidangan prasmanan adalah tempat di mana kita dapat menikmati berbagai hidangan dari berbagai jenis makanan. Dalam pembelajaran diferensiasi, siswa diberikan "ragam pilihan" dalam bentuk beragam tugas, materi, dan metode pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki kekuatan dan preferensi belajar yang berbeda, dan dengan memberikan pilihan, guru memungkinkan mereka untuk memilih apa yang sesuai dengan mereka.
2. Kecerdasan yang Berbeda
Setiap hidangan dalam prasmanan menggugah selera berbeda. Demikian pula, setiap peserta memiliki "kecerdasan" yang berbeda. Teori kecerdasan majemuk Howard Gardner menyatakan bahwa ada banyak jenis kecerdasan, seperti kecerdasan linguistik, logis-matematis, musikal, dan lainnya. Pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi kecerdasan beragam ini dengan cara yang sesuai dengan masing-masing peserta didik.
3. Penyesuaian Menu
Ketika kita datang ke prasmanan, kita dapat mengatur menu sesuai dengan selera kita. Dalam pembelajaran diferensiasi, peserta didik diberikan kesempatan untuk "menyesuaikan menu" mereka. Ini berarti bahwa mereka dapat menentukan bagaimana mereka ingin mengakses dan memproses informasi. Misalnya, beberapa peserta didik mungkin lebih suka membaca teks, sementara yang lain lebih suka menonton, berpartisipasi dalam diskusi kelompok, menuliskan artikel, membuat infografis atau membuat video dan presentasi .
4. Porsi yang Sesuai