Lihat ke Halaman Asli

Marahalim Siagian

TERVERIFIKASI

Konsultan-sosial and forest protection specialist

Asam di Gunung, Garam Tak Hanya di Laut

Diperbarui: 28 September 2022   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Produksi Garam Gunung di Krayan Timur (Marahalim Siagian)

Garam merupakan sumber mineral dan yodium yang diperlukan tubuh manusia termasuk jenis mamalia lainnya yang berperan untuk menjaga organ tubuh agar berfungsi dengan baik.  

Dalam dunia lama, motif hubungan perdagangan di antara masyarakat dataran tinggi dengan masyarakat di pesisir adalah untuk mendapatkan garam dan perkakas berbahan besi yang tidak tersedia atau dapat diproduksi masyarakat di dataran tinggi, sebaliknya masyarakat pesisir mendapatkan hasil-hasil hutan seperti damar, gaharu, rotan, bahan celupan, dan banyak lagi.

Sepenting apa garam bagi tubuh kita? 

Merujuk laman kesehatan www.alodokter.com, mineral yodium yang dikandung garam membantu tubuh untuk memproduksi hormon tiroid---kekurangan hormon tiroid membuat tubuh menjadi mudah kelelahan serta sulit berkonsentrasi. Garam berperan juga untuk menjaga fungsi saraf dan otot tubuh. Mencegah hipotensi atau tekanan darah rendah. Kekuragan asupan garam pada bayi dapat membuat IQ anak yang lebih rendah (lebih jauh ligat di sini).

Garam gunung di rumah produksi Desa Pa Kebuan Krayan Timur (Dokpri)

***

Sebagian besar garam berasal dari laut, sementara asam biasanya ada di gunung. Maka kita pun mengenal peribahasa ini, "asam di gunung, garam di laut" yang artinya dua insan yang berjauhan kalau sudah ditakdirkan tetap akan menyatu.

Selain di laut, garam ternyata ada di gunung. Di Kalimantan Utara ada dua situs sumber garam yang dapat ditambang dari gunung yakni di Long Midang dan Pa Kebuan, Kecamatan Krayan Timur. Sumber air garam yang terbesar dari kedua situs ini adalah yang berada di Desa Pa Kebuan.

Saat saya melakukan kerja lapangan, informan menyebutkan bahwa penemuan situs garam ini terjadi ratusan tahun yang lalu. 

Penemunya adalah dua saudara kakak beradik bernama Murang dan Sibal warga Suku Dayak Lundayeh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline