Dari masa ke masa, ideologi dibalik pembangunan jalan berbeda-beda. Pembangunan jalan di masa kolonial lebih bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penguasaan (mengontrol) daerah jajahan. Sarana untuk mengangkut hasil-hasil bumi penduduk. Mengakses sumber-sumber minyak dan mineral berharga dari perut bumi Indonesia untuk mengisi pundi-pundi penjajah.
Di masa Presiden Soekarno, saat jalan lintas Sumatera dibangun, jalan itu dilihat sebagai 'tusuk sate' (lihat Biografi Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adam) dalam rangka memupuk nasionalisme Indonesia yang penduduknya begitu banyak ragam serta perbedaannya --sehingga menjadi titik rawan untuk pecah (konflik dari dalam) atau dipecah (konflik yang diciptakan pihak luar). Pembangunan jalan trans Sumatera oleh Soekarno adalah untuk mempersatukan penduduk dari ujung ke ujung Pulau Sumatera. Dari Aceh di Utara hingga Lampung di Selatan di bawah payung ideologi nasionalisme Indonesia.
Di masa Presiden Soeharto yang sangat kental dengan ideologi pembangunannya, pembangunan ruas jalan bertujuan untuk konektivitas regional dalam rangka pertumbuhan ekonomi serta menciptakan daerah-daerah yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Saya lompat ke masa Presiden Jokowi---tanpa mengurangi peran presiden sebelumnya, Presiden Jokowi identik dengan jalan tol, baik darat maupun laut serta hal yang baru adalah, pembangunan jalan di daerah perbatasan dan remote area atau daerah terpencil.
Artikel ini akan meninjau hal yang disebut terakhir yakni, pembangunan jalan di remote area dan perbatasan. Untuk ini, kita mengambil contoh Kalimantan Utara.
Saat ini, ada 3 ruas jalan yang sedang dikerjakan oleh pemerintah melalui pihak swasta di Kalimantan Utara--daerah terpencil dan daerah perbatasan antara negara Indonesia dengan negara Malaysia.
- Ruas jalan Semawu- Long Bawan sepanjang 24,7 kilo meter
- Ruas jalan Long Boh-Mentulang sepanjang 47,3 kilo meter
- Ruas jalan Nawang-Data Dian sepanjang 52,9 kilo meter
Secara administratif tiga lokasi proyek pembangunan ruas jalan di atas berada di 4 Kecamatan dan 2 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara.
Guna memahami arti pembangunan jalan untuk hajat hidup siapa? Saya akan mengemukakan kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi dan sekitar proyek pembangunan infrastruktur tersebut di atas.
Krayan
Secara umum, kampung-kampung di Kecamatan Krayan dapat kita katakan masih banyak yang 'gelap'.