Lihat ke Halaman Asli

Marahalim Siagian

TERVERIFIKASI

Konsultan-sosial and forest protection specialist

Bukan Titik tetapi Kurva, Usaha Rintisan Bata Plastik

Diperbarui: 4 November 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bata ini dibuat dari sampah kantong plastik dan plastik pembungkus yang sejauh ini belum banyak ditangani karena tidak ekonomis (Marahalim Siagian)

Kantong plastik dan sejenisnya hanyalah satu dari bentuk plastik. Sejauh ini masih dianggap "sampah dari sampah" karena tidak ekonomis dibandingkan bentuk plastik lain yang didaur ulang untuk membuat biji plastik--bahan baku untuk membuat produk baru.

Jika sampah kantong plastik masih momok bagi lingkungan hidup---karena konsumsinya terus tumbuh serta belum terkelola dengan baik. Pada pertengahan tahun ini, kami memutuskan untuk menambah satu lagi unit pemrosesan daur ulang, yakni kantong plastik.

Dengan demikian, Kabupaten Pohuwato saat ini memiliki 3 unit pemrosesan sampah an-organik yakni; sampah plastik, kertas/kardus, serta kantong plastik/plastik film.

Jenis terakhir ini memang tidak pernah dilirik para enterpreuner karena masih dianggap tidak bernilai ekonomi. Bikin apa itu sampah kantong plastik? Mungkin kira-kira demikian selintas pemikiran yang umum.

Saat memulai ini, kami tidak berpikir untuk menyewa konsultan yang datang mengajari kami selama seminggu lalu pulang. Tidak. Kami belajar secara induktif. Memulainya dengan mengenali jenis plastik, karakteristiknya, cara mengolahnya, agar dapat dimanfaatkan menjadi produk baru yang berguna dalam sudut padang baru yang disebut ekonomi sircular.

Produk pertama yang kami buat dari daur ulang sampah plastik ini adalah bata plastik. Pembuatan bata plastik ini dilakukan dengan cara yang sama. Belajar induktif: melakukan riset kecil-kecilan hingga menemukan metode yang paling tepat untuk membuat bata plastik yang cantik dan kuat ini.

Setelah berhasil membuat 2-3 bata plastik, sudah puas? Belum. 

Ini bahkan baru permulaan. Selanjutnya, memproduksinya secara massal. sebelumnya baru buat 2-3 biji, ke depan rencana produksinya 500, 700, 1.000 biji per bulan. Begitu rencana usaha ini ke depan. 

Warna bata ini mengikuti warna kantong plastik yang didaur ulang menjadi bata, bukan diberi pewarna atau dicat (Dokpri)

Dengan demikian perlu scale-up pada alat-alat produksi agar bisa melakukan produksi massal.

Mengingat karakteristik kantong plastik jenis ini cukup beragam, pelung untuk mengembangkan dua sampai tiga produk berbeda lainnya masih dimungkinkan. Plastik jenis LDPE mungkin tidak untuk bahan membuat bata plastik. Demikian jenis plastik PP dan HDPE yang secara volumen jenisnya paling besar.

Pada masa-masa yang akan datang rencana usaha membuat papan plastik (plastic board) dan paving block--produk bangunan untuk eksterior--menggunakan bahan sampah kantong plastik yang sudah mengalami pemprosesan tingkat pertama dan kedua, sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline