Thomas Parr Residen Bengkulu terbunuh 23 Desember 1807 di kediamannya Mount Felix, Bencoolen.
Frances Parr, istri Thomas Parr dalam isi suratnya:
"Suami tercinta, pada malam tanggal 23 Desember, dirobek dari tempat tidurnya oleh orang Melayu dan dibunuh di depan mata saya. Saudaraku, sampai tangan dan tubuhku ditikam, apakah aku memikirkan bayi laki-lakiku yang malang di kamar sebelah? Ya, mereka memotong kepala Parr saya untuk dibawa ke kepala mereka. Kepala yang diberkati! wajah yang diberkati! Tetapi nafas terakhirnya adalah milikku".
**
Thomas Parr terkenal bertangan besi dan kejam terhadap rakyat Bengkulu, terutama pada penduduk yang menolak untuk menanam kopi. Mereka akan dipanggang di bawah panasnya sinar matahari dan saat kehausan diberi minum air kencing.
Bagi yang melawan akan diseret dan dijadikan tontotan saat mengalami penyiksaan. Parr juga sering meludahi dan melecut kuli-kuli yang menandunya.
Tindakan Thomas Parr membuat rakyat marah dan bersatu. Maka diam-diam melakukan penyerangan. Di Bintuhan pos Perusahaan Hindia Timur Inggris yang dijaga pasukan Sipai, Benggala, dan Bugis selalu mendapat serangan rakyat.
Puncaknya terjadi pada 23 Desember 1807, berbagai suku di Bengkulu berjumlah sekitar 300 orang menyerbu rumah peristirahatan Thomas Parr di Mount Felix. Serangan tersebut mengakibatkan Thomas Parr terbunuh, sedangkan asisten dan istri Thomas Parr (Frances Parr) hanya terluka.
Sebagai balasan, tentara Inggris membakar rumah-rumah penduduk dan meratakan dusun-dusun sarang pemberontak. Di Dusun Besar, sekitar 560 orang rakyat tewas dalam semalam. Inggris membunuh membabi buta.
Mereka menangkap Adipati Lagan, Adipati Pagar Dewa, dan Adipati Sukarami, yang dibunuh dengan sadis yakni, diikat di mulut Meriam lalu ditebak.
Siapa Thomas Parr?