Lihat ke Halaman Asli

Marahalim Siagian

TERVERIFIKASI

Konsultan-sosial and forest protection specialist

Dia Terlihat Gemulai, tapi...

Diperbarui: 1 November 2019   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Marahalim Siagian

Suatu ketika, satu group Brimob bersenjata lengkap, melakukan operasi penertiban tambang liar di Hutan Nantu. Dia berhasil lolos dari kepungan. Namun sial, Ia masuk terlalu jauh ke interior hutan lalu tersesat selama tiga hari.Saat lari, ia hanya sempat menyambar linggis, dulang, setengah kilo gula pasir yang dia gulung cepat-cepat dengan sarung. Dengan itulah dia bertahan hidup selama 3 hari dan selamat.

Dalam suasana ketakutan, selama 3 hari ia berpindah-pindah terus. Tiba malam tidur di banir kayu besar dalam posisi berdiri, linggis tergenggam di tangan. Energinya terkuras banyak, namun hanya ada setengah kilo gula pasir, tanpa mancis atau korek api.

Satu hari tanpa makanan, tubuh kita mungkin masih kuat, namun 2 hari, 3 hari tubuh akan membakar semua lemak tersisa di tubuh. Pada hari ke tiga, ia berhasil mengenali jalan pulang, namun tergelincir dari atas batu dan jatuh tidak jauh dari jalan.

Dukun kampung sudah memvonisnya mati. Masyarakat yang mencarinya hampir putus asa.

Satu kelompok tersisa menemukan dia tergeletak tak berdaya dengan kondisi sarung setengah melilit di badan. Saat ditemukan, bukannya menolong, sebagian dari kelompok itu malah lari tunggang langgang ketakutan sambil berteriak-teriak 'ada mayat...'

Namun seorang bocah yang ikut bersama ibunya tidak ikut lari, Ia malah menghampiri lelaki malang itu, dari jarak cukup dekat dia memperhatikan lelaki yang tergeletak itu masih bernafas, lantas berteriak ke ibunya. Kemudian dia ditolong---berjalan dengan cara di papah ke luar hutan.

Sepuluh hari dirawat di rumah sakit Tilamuta, kondisinya pulih kembali. Saat saya tanya, 'tidak kapok masuk hutan?' Tanpa ragu dia bilang 'TIDAK'. Busyetttt...!

Gorontalo, 1 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline