Terlalu lama dirumah, membuat banyak wisatawan menjadi gelisah. Mereka belum bisa memperkirakan, kapan COVID-19 ini akan segera berakhir. Sehingga, muncullah tagar #WhenWeTravelAgain. Seakan tak kuasa menahan lagi keinginannya untuk segera menikmati perjalanan indahnya.
Berau kini tercatat sebanyak 19 kasus yang dinyatakan positif virus corona (Berau-19) Data sebaran wilayah kecamatan hempir merata, kecuali Kecamatan Kelay, Kecamatan Pulau Derawan dan Pulau Maratua.
Kita baru merasakan. Disaat COVID-19 menerpa, mematikan semua sendi ekonomi, barulah tersadar bahwa Pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggu, juga ikut terpuruk.
Dua nama terakhir, Maratua dan Derawan merupakan destinasi unggulan wisata bahari di Kalimantan Timur (khususnya Berau). Mengapa dua pulau wisata ini, bisa nol kasus positif Virus Corona ?
Sejak awal, warga dan aparat kampung sepakat "mengunci" pintu masuk. Tak ada ynag bisa masuk berwisata, selama COVID-19. Semua protokol kesehatan dijalankan dengan baik.
Para kepala kampung, 'melarang' warga dari luar pulau untuk datang. Pergerakan warga untuk memenuhi kebutuhan dan 'terpaksa' ke Tanjung Redeb untuk berbelnja, tetap dalam pengawasan ketat sekembalinya ke pulau. Angkutan Perahu cepat, juga diperbolehkan bolak balek, namun tanpa penumpang.
Aturan ini yang 'menyelamatkan' dua tempat wisata tersebut, terbebas dari virus corona. Makanya, banyak yang menyarankan dua pulau wisata itu, agar tetap bertahan. Bertahan dengan pengetatan warga yang akan masuk untuk kepentingan apapun.
Di Pulau Maratua, sebagai pulau terdepan dan berbatasan dengan Malaysia dan Filipina, di masa VOVID-19 ini, para pelaku wisata paling merasakan dampaknya. Semua resor dan home stay, sama sekali tak beroperasi. Resor mulai melakukan pengurangan karyawan.
Akan halnya di Pulau Derawan, pengelola Home Stay dan Resor juga merasakan hal yang sama. Kondisinya sama dengan tutupnya sejumlah Hotel yang ada di Tanjung Redeb.
Disaat COVID-19 ini berlalu, maka tren perjalanan wisata juga akan mengalami perubahan besar. Turis yang akan datang, akan menentukan standarnya sendiri. Mulai dari persoalan kebersihan tempatnya menginap. Tren 'Wellness' (Kesehatan) akan menjadi tren wisatawan untuk berkunjung. Wisata Wellness wisata minat bkhusus untuk menjaga kebugaran tubuh.
Karenanya, disaat kondisi seperti sekarang, pengelola wisata dan seluruh stakeholdernya, sudah harus mempersiapkan diri. Selama ini, mereka juga sudah mehami betul terkait dengan suistainable tourism (wisata berkelanjutan). Sudah sering diberikan pembekalan hal itu.