Lihat ke Halaman Asli

Indonesia: Can You Handle the Truth ? *)

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1311083718309955560

Di sebuah padhepokan bernama Joglo Abang, seorang kyai sedang memberikan ilmu kepada seorang santrinya. Sebuah ilmu tentang berbangsa dan bernegara. Berikut penggalan dialog penuh makna antara kyai dan santri itu : Kyai : “Coba engkau pejamkan matamu dan bayangkan Indonesia ini ada dalam jiwamu.

Lihatlah tanah air yang indah dari Sabang hingga Merauke ini. Ribuan pulau dengan segala macam sumberdaya alamnya. Minyak, gas, batu bara, emas, permata. Ribuan suku bangsa, beragam bahasa… Ungkapkanlah dengan satu kata saja wahai santriku! Ungkapkan dengan jujur!

”Santri : …. “Alhamdulillah!” Kyai : “Jawablah dengan jujur, anakku!” Santri : “Alhamdulillah” (sambil meneteskan air mata bahagia) Kyai : “Kemudian bayangkanlah mayoritas penduduknya.

Jutaan rakyat miskin yang antri BLT. Ribuan buruh pabrik dengan upah yang ala kadarnya. Ungkapkanlah dengan satu kata, nak!”

Santri : … … “Subhanallah” Kyai : “Jujur nak, sekali lagi jujur!” Santri : “Subhanallah!” Kyai : “Lalu bayangkanlah wajah para pejabatnya, nak.

Wajah pejabat yang korup, wajah pejabat yang meringis merasakan nikmat jepitan selangkangan wanita-wanita sintal. Bayangkanlah wajah anggota dewan yang menerima cindera mata berupa koteka emas. Bayangkanlah wajah calo senjata yang bergerilya di gedung dewan. Bayangkanlah wajah jaksa, hakim yang suka suap. Ungkapkan dalam satu kata, santriku!”

Santri : “… As… As… Astaghfirullahaladzim…. Astaghfirullah…” Kyai : “Jujur, sekali lagi jawablah dengan jujur!” Santri : “…As… Ass… " Kyai : "Kuatkan hatimu, nak. Jujurlah ..." Santri: "Ass .. Ass... Assssuuuuuuu……  ASUUUUUUUUUUU!!!” **) Sang Kyai pun memeluk tubuh santrinya dengan tersenyum dan menangis bahagia. Sang Kyai bahagia mempunyai generasi penerus yang masih bisa berkata jujur tentang negeri Indonesia.

*) penggalan sketsa Presiden Balgadaba oleh Emha Einun Nadjib, quoted from www.slametwidodo.com

**) artinya anjing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline