Lihat ke Halaman Asli

Merokok atau Merdeka ! *)

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Konon rokok itu bagai sobat sejati; setia menjadi teman di saat suka dan duka. Membuai, juga menyemangati. Menghibur, menghangatkan, melupakan sedih dan kesepian. Memberikan inspirasi, dan mengantar pada privacy yang asyik. Dengan kehebatan ini, andai dia (rokok) itu manusia, tidak mengherankan kalau dia populer dan memiliki banyak 'pengagum'.  Betapa banyak orang yang membelanya, lalu menganggap segala usaha yang mempersoalkan atau membatasi "persahabatan" ini amat keterlaluan ! Bagai layaknya para pecinta, mereka menanggapi argumen yang menyudutkan "sang kekasih" dengan kalimat romantis : "Apapun kekuranganmu, aku akan tetap setia !"

Siapakah dia (rokok) yang begitu dibela ?

Konon bentuk 'persahabatan' manusia - rokok ini dikenal melalui bangsa Indian Amerika lebih dari 500 tahun silam. Rokok kemudian diperkenalkan pada peradaban terbuka sebagai salah satu alternatif penanganan medis, tapi sekitar tahun 1800 orang mulai memakainya untuk relaksasi, kesenangan, dan ... memuaskan kecanduan !

Rokok mulai diusik, dianggap berbahaya, sekitar tahun 1960. Kandungan nikotinenya memang menghasilkan efek menenangkan (antara 0,05-2 mg per batang), kendati ia dapat membunuh orang dewasa jika ia dikonsumsi sebanyak 60 mg sekaligus ! Asap rokoknya mengandung ribuan zat kimia, yang sebagian di antaranya merusak secara individual atau gabungan. Yang paling populer adalah gas Carbon Monoxide (CO); spesialisasinya : menyusup ke dalam distributor oksigen, haemoglobin, lalu diam-diam menghalangi suplai oksigen ke seluruh tubuh.

Ketika temuan ini dipublikasikan, reaksi pabrik-pabrik rokok di Amerika adalah mengurangi kandungan nikotine dan tar pada produknya. Mereka juga memenuhi keharusan untuk menuliskan health warning pada kemasannya, sebagai upaya untuk menyajikan informasi secara seimbang. Apa hasilnya ? Para inisiator rokok tetap bertambah, sekalipun mereka juga tahu resiko yang ikut ditanggung para perokok pasif !

Apa yang mendorong orang merokok pertama kali ?

Dari sejumlah sebab yang pernah diselidiki, faktor konformitas adalah yang paling dominan. Pengalaman pertama sering terjadi karena rasa ingin tahu, karena semangat petualangan, atau karena ingin mendapat penerimaan kelompok. Alasan lain adalah karena rokok menyandang sejumlah simbol yang saling berkaitan satu sama lain seperti kedewasaan, kejantanan, kebebasan, bahkan kesuksesan. Simbol ini kemudian menjadi daya tarik psikologis bagi para inisiator.

Siapakah para pecinta rokok itu ?

Dari berbagai penelitian psikologi, perokok digambarkan dalam suatu kontinum sebagai orang-orang yang memburu kehidupan yang 'kaya' (atau lari dari kekecewaan ?), liberal dan mandiri (atau komitmen kecil pada tujuan institusional ?), pribadi fleksibel dan berani mengambil resiko (atau pesimis dan tidak puas ?). Sebaliknya orang yang memilih untuk tidak merokok (abstainer) dicirikan sebagai orang yang tenang dan menghendaki kontrol bagi dirinya, tidak keberatan pada aturan, pribadi yang secara umum puas dan optimis terhadap kehidupannya, serta "lebih yakin pada dirinya, tapi agak kurang yakin tentang bagaimana dia seharusnya" - demikian gambaran R.W. Coan.

Tapi buru-buru para peneliti ini menegaskan bahwa rokok tidaklah menjadi penyebab bagi berbagai ciri kepribadian yang ditemukan di atas. Peranan rokok meningkat karena atribut kedewasaan, kebebasan, dan keberanian yang disandangnya ini menjadikannya tempat pelarian bagi sejumlah masalah dasar yang saling berkait, yaitu : kemiskinan, keterbatasan pilihan, kebosanan, kecemasan, harapan, keterasingan, tekanan sosial dan lain-lain. Tanpa mengabaikan motivasi lain seperti keinginan bertualang atau variasi, inisiasi rokok pada orang Amerika lebih banyak dan lebih awal terjadi pada mereka yang berlatarbelakang sosioekonomi dan edukasi yang rendah. Jadi seperti yang dikatakan oleh Willard dan Marguerite Beecher : There are no addicting substances, only addictive people. Bukannya kartu dan dadu yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu judi. Masalah utamanya terletak pada penjudi itu sendiri.

Sekarang mari kita lihat beberapa atribut yang dikenalkan pada "sahabat lama" manusia ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline