Selamet Ulang Tahun Jakarta
"ke Jakarta aku kan kembali ... " lirik lagu Koes Plus puluhan tahun lalu menyiratkan bahwa harapan besar bertumpu kepada Jakarta. Selain sebagai ibukota Indonesia juga sebagai pusara perekonomian di Indonesia. Jakarta sebagai propinsi tidak terlepas perannya sebagai ibu kota negara. Di sini semua kebijakan ditentukan, bahkan hampir kebijakan daerah mungkin dipengaruhi oleh kebijakan di Jakarta. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak wakil daerah di MPR berdomisili di Jakarta. Ada seorang wakil rakyat DPRD daerah punya rumah dan keluarga di Jakarta. Para artis jadi calon legislatif dari partai yang juga tinggal di Jakarta. Banyak berdiri cabang-cabang Bank daerah ada di Jakarta. Banyak kantor-kantor perwakilan BUMN, perwakilan daerah yang ada di Jakarta. Banyak rumah makan khas daerah jualan di Jakarta. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari sisi perekonomian, banyak juga "katanya" penentuan anggaran daerah ditentukan di Jakarta. Banyak juga kiriman para karyawan dari daerah yang secara tidak langsung menggerakkan perekonomian di daerah. Banyak juga bus-bus yang trayeknya mengacu ke Jakarta, ada Jakarta - Solo, Jakarta- Surabaya, Jakarta Lampung, Jakarta-Mataram, Jakarta - Bandung, Jakarta - Tasikmalaya, dll.
Sebenarnya wajar saja kalau Jakarta jadi macet, semua "Kembali Ke Jakarta".
Kota penyangga, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi dan Bogor. Kota-kota itu berkembang pesat. Jika pagi hari semua melaju kembali bekerja ke Jakarta, ketika petang kembali ke kota penyangga. Mereka menebang pohon, mennggusur hutan, menggusur sungai, menjadi perumahan layak untuk dihuni dan bermimpi sebelum pagi hari kembali ke Jakarta. Hujan turun, tak ada lagi penyerap air, air pun berbondong-bondong kembali ke Jakarta.
Jadi, wajar saja Jakarta banjir, semua air "Kembali Ke Jakarta".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H