Lihat ke Halaman Asli

Wayang Gagrag Banyumasan

Diperbarui: 13 September 2024   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wayang adalah salah satu peninggalan warisan budaya yang harus dilestarikan. Pada zaman sekarang peminat dan penggemar wayang semakin sedikit itulah sebabnya budaya wayang hampir mati. Dan salah satu jenis wayang yang terdapat di Banyumas yaitu wayang gagrag. Wayang kulit gagrag Banyumas adaah salah satu gaya pedalangan di tanah Jawa, yang lebih dikenal dengan istilah pakeliran, dan berperan sebagai bentuk seni klangenan serta dijadikan wahana untuk mempertahankan nilai etika. Wayang gagrag Banyumas hanya bisa hanya bisa di temui di Banyumas namun wayang gagrag juga terdapat di Tegal, Surakarta dan Jogjakarta dengan keunikan dan sejarah masing masing.

Wayang kulit gagrag Banyumas adalah pengembangan dari gagrag Solo dan gagrag Mataram (Yogyakarta). Wayang Banyumasan ini merupakan jenis pertunjukkan wayang kulit dengan gaya dan bahasa dialek Banyumas. Wayang kulit ini mempunyai nuansa kerakyatan yang kental sebagaimana karakter masyarakatnya, jujur dan terus terang.

Wayang gagrag Banyumasan mempunyai ciri khas dalam penceritaan yang lebih memperjelas peran raykat kecil yang di manifestasikan dalam tokoh punakawan seperti cerita Bawor Dadi Ratu, Petruk Kramat dan lain lain.

Penokohan dan lakon menjadi salah satu keunikan Gagrag Banyumas, beberapa dalang generasi awal menciptakan tokoh dan cerita yang dekat dengan masyarakat Banyumas dan tidak dimiliki oleh Gagrag lain. Tokoh yang paling menonjol adalah Bawor, salah satu punakawan selain Semar, Petruk dan Gareng. Tokoh Bawor hanya ada di Banyumas, sedangkan di daerah lain biasanya menggunakan tokoh Bagong. Kedua tokoh tersebut bukan tokoh yang sama, baik dari bentuk wayangnya mapun karakternya., Bagong adalah anak bungsu Semar, sedangkan Bawor adalah anak sulung. Bawor berwatak jujur (cablaka/blakasuta), memiliki tutur bahasa yang khas (bahasa panginyongan/ngapak), apa adanya seperti tak pernah serius namun suka membela kebenaran.

Inspirasi: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Wayang_kulit_Gagrag_Banyumasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline