Lihat ke Halaman Asli

Rajutan Istimewa dari Desa Jetis: Pesona Kerajinan Tangan

Diperbarui: 23 Juli 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

KKN 14 UMD UNEJ

Berbeda dengan kegiatan menenun yang memilah dua jajaran benang yang bersilangan tegak lurus, kegiatan merajut hanya menggunakan satu helai benang. Pada masa ini, merajut bukan hanya diterapkan untuk produk pakaian saja. Banyak kerajinan tangan kekinian yang dapat dibuat dengan cara merajut yang juga memiliki daya saing.

Ibu Lutfiyah (41), merupakan seorang pengrajin rajutan yang berada di Dusun Karang Gilih, Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso. Ia mulai merintis usahanya sejak tahun 2016. Awalnya, Ibu Lutfiyah hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang memanfaatkan waktu senggangnya di rumah untuk menuangkan kreativitasnya. Berawal dari menonton langkah-langkah merajut di YouTube secara mandiri, menghantarkannya menjadi seorang pengrajin rajutan.

Kerajinan rajut yang dibuat oleh Ibu Lutfiyah berupa tas, dompet, gantungan kunci, bahkan tanaman-tanaman cantik. Pemasaran pertama yang ia lakukan melalui teknik soft selling atau dengan menggunakan hasil karya rajutan yang ia buat, sehingga menarik minat orang lain yang melihat, untuk memesan karya rajutan tersebut.

Ibu Lutfiyah selaku pengrajin rajutan, memberikan merek atas karya yang ia buat, yaitu "Rajutanku". Rajutanku kini mulai merambah ke pemasaran secara digital, tidak hanya WhatsApp, produk Rajutanku juga dapat di akses di Instagram, TikTok, Facebook, dan Shopee di @rajutanku.bws.

KKN 14 UMD UNEJ
DPL : Dr. Rokhani, SP., M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline