Lihat ke Halaman Asli

kepompong sendiri

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seperti Hawa menyebarkan tuba duka
segala jadi gamang
segala jadi usang
menyeret langkah menembus terowongan luka.

seperti Kain menikam darah ke bumi
daun daun pun layu
detik detik pun kuyu
hari hari tinggal merajut api
tidur kehilangan mimpi.

entah kapan langkah mengubah kembara. jauh
semakin jauh lupa akan jalan pulang. dan doa
tak menuntun mentari tetap jaga
malah membuat bayangan makin panjang.

awan terus berarak menguak terik. panas
memanggang harap paling ranum. maka
mari merenda kepompong sendiri dengan hati.
mari menjadi Yunus mendekam di anyir perut ikan
mari menjadi Yusuf meringkuk di kedalaman sumur.

baca! di dinding kepompong itulah risalah kita tercatat
segeralah dieja sebelum perjalanan penghabisan
atau kau cuma seonggok belulang di jalan buntu. Tak sesiapa
memberimu air prawitasari pelepas dahaga abadi.


®

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline