Lihat ke Halaman Asli

Parasitisme dari Simbiosis Mutualisme

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rekan2 Kompasiana tentunya masih ingat dengan pelajaran Biologi waktu sekolah tentang Simbiosis. Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan.

Ada 3 macam Simbiosis yaitu :


  1. Simbiosis Mutualisme. Yaitu simbiosis dimana antara kedua atau lebih makhluk hidup dimana masing2 pihak memperoleh keuntungan. Misalnya antara lebah dan tumbuhan berbunga.
  2. Simbiosis Komensalisme. yaitu dimana salah satu pihak diuntungkan dan pihak lain tidak dirugikan. Misalnya anggrek dengan tanaman inangnya.
  3. Simbiosis Parasitisme. Yaitu Simbiosis dimana salah satu pihak di untungkan dan pihak lainnya dirugikan. Misalnya Benalu atau Tali Putri dengan inangnya.


Begitu juga halnya dengan Korupsi. Korupsi merupakan suatu bentuk Simbiosis Mutualisme. Saya Sebut mutualisme karena antara makhluk hidup yang berbuat korupsi terdapat hubungan yang saling menguntungkan. Pihak satu mendapatkan uang dengan memberikan jaminan dan pihak lainnya mendapatkan perlindungan dengan memberikan sejumlah uang.

Dalam simbiosis ini tidak hanya melibatkan satu atau dua makhluk hidup saja. Makhluk hidup yang terlibat sangatlah banyak. Saking banyaknya makhluk hidup sehingga membuat hubungan mereka tidak hanya berbentuk segitiga ataupun segiempat tetapi menjadi bentuk lingkaran yang lebih kita kenal dengan lingkaran setan.

Masalah akan timbul ketika Simbiosis Mutualisme yang dibangun tersebut bertemu dengan makhluk hidup lain di luar lingkaran tersebut. Hubungan mereka yang semula Mutualisme menjadi Parasit bagi makhluk hidup lainnya.

Korupsi sebenarnya tidaklah  diperlukan untuk menciptakan Simbiosis Mutualisme. Korupsi malah akan membuat parasit bagi Simbiosi lainnya

Sumber : Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline