Lihat ke Halaman Asli

Senja Jakarta

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sinar mentari anyami sisa bias kehormatan dan keagungan,

kala pupus di ujung langit ungu hitam yang tetesi bumi

dengan air mata kepedihan ke atas tempayan kenyataan.

Anak-anak manusia berpayah-payah menyiksa diri,

menyemut pada gula-gula kehidupan, bertumpang tindih.

Manisnya rasuk logika dan tawarkan nurani.

Manisnya letakkan hati dalam jamban

dan sesakkan hidung dengan bau bangkai.

Gemuruh derap kaki dan degup jantung

dendangkan lagu-lagu kemenangan dan kekalahan.

Persetan dengan peluh sebesar biji jagung,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline