Lihat ke Halaman Asli

M. Anshari Akbar

Penikmat Sepakbola

Maafkan Aku Bunda

Diperbarui: 4 November 2021   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sedih menyendiri. (via pexels.com)

Air hujan itu terus turun untuk gersang panjang

Aku tak tahu kemana harus berlindung

Petir yang tak henti mengingatkan keangkuhannya

Aku pun menangis mencari pelukanmu

Gemuruh tak pernah mengalahkan kesombongannya

Dentang suara jarum jam yang tak memberiku ruang

Aku tak ingin terkurung disini

Aku rindu senyum simpul yang menawan itu

Aku tak pernah berhenti menjilat lidahku

Aku terus memohon pada dewi itu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline